Tumpeng Robyong

Tumpeng robyong adalah salah satu jenis nasi tumpeng di daerah Jawa dengan ciri khas berupa telur, cabai, bawang merah dan terasi ditusukkan di bagian puncaknya. Di bagian bawah tumpeng tersebar berbagai lauk, sayur dan isian lainnya. Penataan tersebut tentunya memiliki makna khusus yang akan kita bahas lebih lanjut di bagian lain artikel ini.

Tumpeng robyong biasanya digunakan untuk acara hajatan, khitanan dan syukuran. 

Pada zaman dulu tumpeng ini sering disajikan pada upacara-upacara adat seperti doa meminta hujan, mengusir penyakit atau upacara musim panen. Sementara di masa sekarang, tumpeng robyong lebih sering digunakan dalam beragam acara sehari-hari. Contohnya seperti acara syukuran, pernikahan dan siraman, pemberkatan, khitanan dan hajatan.

GAMBAR TUMPENG ROBYONG

Tumpeng Robyong Gambar Bentuk
Tumpeng Robyong Gambar Isian
Tumpeng Robyong Gambar Komponen
Tumpeng Robyong Gambar Makna

BENTUK TUMPENG ROBYONG

Setidaknya ada 17 jenis tumpeng dalam adat Jawa misalnya tumpeng megana, tumpeng pungkur, tumpeng kendit, dan banyak lagi. Tapi ada beberapa ciri yang menjadi bentuk khas tumpeng robyong.

  • Ciri pertama adalah adanya bahan-bahan yang ditusukkan di bagian puncak tumpeng, terdiri dari cabai merah, bawang merah utuh, telur ayam utuh dengan kulitnya, dan terasi bakar. Semua bahan tersebut ditusuk berurutan seperti sate, kemudian ditegakkan di bagian paling atas tumpeng.
  • Ciri kedua berupa tumpeng terbuat dari nasi putih yang ditata dalam bentuk kerucut. Jadi gunungan tumpeng bukan terbuat dari nasi kuning seperti tumpeng biasanya. Kacang panjang yang sudah dimasak lalu diletakkan tidak beraturan melingkari tumpeng sampai ke puncaknya.
  • Ciri ketiga yaitu banyaknya lauk-pauk atau isian yang diletakkan di sekitar nasi tumpeng. Di kanan kiri tumpeng biasanya dihias dengan sayur-sayuran misalnya wortel, kubis, kecambah, daun bayam, daun singkong, daun so atau hiasan cabai. Lalu ditambahkan lauk berupa tempe goreng, ayam goreng, ikan asin, telur dan macam-macam isian. Ada juga yang menambahkan 3 macam kembang (mawar, melati dan kenanga) dan bubur (bubur merah dan bubur putih). Bagian bawah tumpeng ini memang sengaja dihias dengan meriah, bahkan kadang terkesan “berantakan”.

ISIAN TUMPENG ROBYONG DAN KOMPONEN PELENGKAPNYA

Berikut ini beberapa jenis makanan yang umum menjadi isian tumpeng robyong. Cara memasak masing-masing komponen akan dijelaskan di bagian bawah artikel ini.

  • Telur ayam, cabai merah, bawang merah dan terasi untuk ditusuk di puncak tumpeng. Ini adalah komponen wajib tumpeng robyong.
  • Gudangan, yaitu aneka sayuran (wortel, kecambah, kacang panjang, dan sayur lainnya) yang sudah direbus matang dan penyajiannya dicampurkan dengan bumbu megono. Gudhangan ini juga akan dijadikan lauk untuk tumpeng jenis robyong.
  • Sambal
  • Tempe goreng
  • Daging ayam
  • Lauk-pauk lainnya (krupuk, krecek, tahu tempe, kedelai hitam goreng, kacang tanah goreng, peyek)

SEJARAH, MAKNA DAN FILOSOFI TUMPENG ROBYONG

Tumpeng secara umum berasal dari penyebaran agama Hindu di Pulau Jawa. 

Karena kondisi geografisnya yang memiliki banyak gunung, masyarakat Jawa memiliki tradisi lama untuk memuliakan gunung-gunung tersebut. Gunung dianggap sebagai tempat tinggal para dewa, leluhur dan nenek moyang masyarakat Jawa. Sementara tumpeng dibuat dalam bentuk kerucut untuk menyimbolkan Gunung Mahameru yang dinilai suci karena merupakan tempat tinggal para dewa-dewi.

Tumpeng robyong sendiri berasal dari mitologi Hindu dalam Epos Mahabharata, yaitu cerita Samudramanthana atau “pengadukan samudra”. Cerita tersebut mengisahkan tentang peristiwa pencarian air suci yang dapat memberikan keabadian (tirta amerta). 

Pada dewa dan asura yang awalnya saling berseteru diceritakan bekerjasama di bawah Dewa Wisnu untuk mengaduk samudra menggunakan gunung sebagai tongkatnya. Dari samudra yang teraduk-aduk tersebut, muncullah berbagai harta dan salah satunya adalah air keabadian.

Tumpeng robyong dibuat untuk menyimbolkan peristiwa pengadukan samudra oleh para dewa dan asura. Penataan di sekitar tumpeng robyong sengaja dibuat tidak cantik teratur, terlihat campur aduk mengelilingi tumpeng untuk menggambarkan suasana porak poranda di sekitar gunung. Malah peletakan lauk dan sayur yang berantakan inilah yang membuatnya dinamai tumpeng robyong.

Sate yang ditusukkan di puncak gunung memiliki berbagai hal yang muncul saat samudra diaduk. Cabai merah menyimbolkan jilatan api, bawang merah adalah racun kalakutha (racun dari ular yang dipakai mengikat gunung untuk mengaduk samudra), terasi bakar melambangkan kotoran-kotoran dalam bumi (lendhut blegedapa) yang menghalangi munculnya tirta amerta

Setelah berbagai hal keluar, barulah air keabadian muncul dan terangkatkat dari dasar bumi dalam wadah tempayan (digambarkan dengan telur utuh berkulit). Munculnya air kehidupan ini juga menyimbolkan munculnya kehidupan di dunia.

Tumpeng yang berantakan dan sate yang menggambarkan munculnya kehidupan juga dapat dimaknai sebagai peristiwa lahirnya manusia di dunia. Seiring berjalannya umur akan terjadi banyak pergulatan dalam hidup manusia. Tumpeng robyong mengingatkan manusia agar selalu waspada dalam pergulatan hidupnya, seperti berhadapan dengan gunung beraou yang dapat meletus sewaktu-waktu.

Filosofi Masing-masing Isian Tumpeng Robyong atau Makna per Bahan

Acara di masyarakat Jawa pada zaman dahulu seringkali dimulai dengan pemaknaan sajian tumpeng. Sesepuh yang memimpin selamatan akan menjelaskan satu per satu makna dari tiap bahan. Perilaku tersebut ditujukan agar orang-orang yang menghadiri acara dapat mengetahui makna yang terkandung dalam tumpeng tersebut dan mendapat nasihat berupa ajaran kehidupan.

Berikut ini makna dari beberapa bahan yang biasa terdapat dalam tumpeng robyong:

  • Nasi putih: Nasi dianggap sebagai segala sesuatu yang kita makan, untuk itu harus berasal dari sumber yang bersih dan halal. Nasi yang dibentuk gunungan melambangkan tangan yang dirapatkan (penyembahan kepada Tuhan). Selain itu, bisa diartikan juga sebagai doa agar hidup semakin naik (semakin sejahtera) seperti bentuk gunungan yang meninggi.
  • Ayam: Biasanya menggunakan ayam jago atau ayam jantan untuk melambangkan kepala keluarga. Ayam jago disembelih untuk menjauhkan sifat buruk seperti suka menyela pembicaraan dan merasa paling benar (berkokok) dan tidak perhatian pada anak istri. Ayam tersebut kemudian dimasak utuh (ingkung) sebagai simbol kekhusyukan menyembah Tuhan (manekung). Saat masak, ayam diberi bumbu kuning dan areh (kaldu santan kental) untuk melambangkan ketenangan hati yang dicapai melalui pengendalian diri (ngereh rasa).
  • Telur: Telur melambangkan manusia lahir dengan bentuk dan fitrah yang sama di hadapan Tuhan. Hanya ketakwaan dan perilaku masing-masing yang akan membedakan nantinya. Telur ini harus dimasak rebus (bukan digoreng dadar atau mata sapi). Penyajiannya un harus utuh dengan kulit, tidak boleh dipotong/dibelah. Hal ini disengaja supaya saat makan harus mengupas kulitnya terlebih dulu. Hal ini melambangkan bahwa tindakan manusia harus direncanakan, dikerjakan sesuai rencana dan dievaluasi hasilnya berdasarkan rencana tadi.
  • Ikan lele: Ikan lele memiliki daya tahan yang tinggi, dapat hidup di dasar sungai maupun air yang tidak mengalir. Ikan ini bermakna agar seorang manusia selalu ulet dan dapat bertahan hidup dalam situasi ekonomi yang paling bawah sekalipun.
  • Ikan teri (gereh pethek): Ikan yang hidup dalam kelompok, melambangkan kebersamaan dan kerukunan dalam hidup.
  • Cabai: Menggambarkan nyala api yang menyimbolkan suri tauladan/memberi penerangan bagi orang lain.
  • Bawang merah: Menyimbolkan segala sesuatu sebaiknya dipertimbangkan dengan matang baik-buruknya.
  • Kangkung: Menyimbolkan sifat melindungi (jinangkung).
  • Bayam: Disebut bayem dalam bahasa Jawa, menyimbolkan doa untuk ketenangan hidup (ayem tentrem).
  • Kacang panjang: Menyimbolkan pemikiran yang panjang dan pandangan yang jauh ke masa depan.

Dalam acara masyarakat Jawa, setelah sesepuh menjelaskan makna-makna tersebut maka tumpeng akan dipotong. Potongan awal akan diberikan untuk orang tua atau sosok yang dituakan sebagai penghormatan.Setelah memberi penghormatan, nasi tumpeng akan dibagi-bagi dan dimakan bersama-sama. Ini menggambarkan pepatah bahasa Jawa, “mangan ora mangan waton kumpul” yang artinya “makan ataupun tidak makan, yang penting berkumpul”. Adat Jawa mengharapkan kebersamaan dalam keluarga dan masyarakat lebih diutamakan daripada keberadaan harta (makanan).

RESEP TUMPENG ROBYONG DAN CARA MEMBUATNYA

Berikut ini resep untuk tumpeng robyong dan cara memasak masing-masing bagian:

Cara Memasak Tumpeng Nasi Putih

  • Bahan: Beras (2 kg). Boleh menggunakan jenis beras apapun (rajalele, C4, dan lain sebagainya)
  • Cara Mengolah: 
  1. Cuci beras dan tanak seperti nasi biasa. Memasaknya boleh dengan menggunakan rice cooker.
  2. Sambil menunggu nasi matang, siapkan daun pisang atau kertas minyak (tinggi 20-30 cm dan diameter 10-20 cm). Boleh menggunakan cetakan tumpeng dari anyaman bambu ataupun logam jika ada.
  3. Jika nasi sudah matang, masukkan ke dalam cetakan. Usahakan memadatkan nasi saat memasukkan agar nanti tumpeng tidak mudah pecah.
  4. Kalau cetakan sudah penuh, siapkan tampah (nampan alas bambu). Balikkan cetakan ke atas nampah dan keluarkan nasi yang tercetak.

Cara Memasak Gudangan (sayuran) di Tumpeng Robyong

  • Bahan: Kacang panjang (1 ikat), kangkung (1 ikat), bayam (1 ikat), kecambah (0,25 kg), wortel (0,25 kg), kubis (0,25 kg), daun so (0,25 kg). Silakan tambahkan sayuran lain sesuai selera.
  • Cara Mengolah: 
  1. Bersihkan dan potong semua sayuran sesuai selera (kecuali kecambah dan sebagian kacang panjang).
  2. Tanak semua sayuran, boleh secara bersamaan ataupun satu per satu, asalkan tidak sampai lumat/lembek.
  3. Angkat untuk didinginkan dan tempatkan terpisah dari menu lain untuk ditata nantinya..

Cara Memasak Bumbu/Sambal Gudangan

  • Bahan: Kelapa setengah tua (1 buah), cabe rawit (5 buah) cabe merah (5 buah), daun bawang (1 siung), kencur (1 erat dengan panjang 2 cm), garam (secukupnya), gula merah (secukupnya)
  • Cara Mengolah: 
  1. Bersihkan dan parut kelapa.
  2. Lembutkan semua bumbu selain kelapa, boleh dengan diblender ataupun menggunakan cobek.
  3. Campur bumbu halus dan parutan kelapa. Bungkus dengan daun atau plastik.
  4. Tanak sampai matang selama 15-30 menit. Proses penanakan ini boleh dilakukan berbarengan dengan menanak nasi untuk tumpeng.
  5. Angkat dan dinginkan.

Cara Memasak Lauk Telur Ayam untuk Tumpeng Robyong

  • Bahan: Telur ayam (0,5 kg), telur ayam kampung (1 butir)
  • Cara Mengolah: 
  1. Rebus semua telur dan campurkan sedikit garam ke dalam air rebusan
  2. Tunggu hingga matang (sekitar 30 menit). Cek apakah kulit telur sudah mulai retak-retak.
  3. Angkat telur dan dinginkan.
  4. Kelupas semua kulit telur dan cuci dengan air bersih.
  5. Khusus untuk telur ayam kampung tidak perlu dikelupas kulitnya.

Cara Memasak Lauk Tempe Goreng di Tumpeng Robyong

  • Bahan: Tempe (500 gram, atau 10 bungkus kecil, atau 3 buah kalau tempe plastikan), bawang putih (3 siung), garam (secukupnya), minyak goreng (0,5 liter)
  • Cara Mengolah: 
  1. Iris tempe kecil-kecil dengan ukuran sesuai selera.
  2. Siapkan bumbu untuk tempe. Haluskan bawang putih dan garam di cowek, lalu tambahkan sedikit air.
  3. Masukkan tempe ke campuran air bumbu tadi.
  4. Goreng tempe sampai matang atau berwarna agak kecoklatan.
  5. Angkat dan tiriskan.
  6. Ulangi sampai semua tempe sudah tergoreng.

Cara Mengolah Lauk Daging Ayam untuk Tumpeng Robyong

  • Bahan: Daging ayam (1 kg, boleh ayam utuh yang sudah dibersihkan ataupun daging paha, sayap, dan bagian lainnya sesuai selera), bawang (5 siung), ketumbar (secukupnya), garam (secukupnya), minyak goreng (0,5 liter)
  • Cara Mengolah: 
  1. Cuci bersih daging ayam. Masukkan ke dalam panci lalu rebus sampai mendidih.
  2. Haluskan bumbu (bawang, ketumbar dan garam), lalu masukkan ke panci berisi ayam yang sudah mendidih.
  3. Tunggu sekitar 30 menit atau hingga daging ayam terlihat agak lunak.
  4. Tiriskan daging ayam, lalu siapkan wajan berisi minyak goreng.
  5. Goreng daging ayam sampai matang atau berwarna kecoklatan.
  6. Angkat daging ayam dan tiriskan.
  7. Ulangi tahap penggorengan sampai semua daging ayam tergoreng.

Lauk Lainnya di Tumpeng Robyong

Boleh menambahkan lauk selain 3 jenis lauk sebelumnya. Pemilihan lauk tambahan silakan disesuaikan dengan selera dan budget.

CARA MENATA TUMPENG ROBYONG

Berikut ini cara menata masakan-masakan yang sudah disiapkan untuk membuat tumpeng robyong:

  1. Siapkan tampah (alas bundar dari anyaman bambu), lalu lapisi bagian dasarnya dengan daun pisang.
  2. Cetak tumpeng dan letakkan tepat di bagian tengah tampah. Letakkan tumpeng dengan hati-hati sehingga bentuknya tidak pecah atau terpotong.
  3. Di bagian dasar tumpeng boleh diisi nasi hingga merata dan menutupi dasar tampah (biasanya hingga ketebalan 2-4 cm). Saat sayur dan lauk yang mengelilingi tumpeng dibagikan nantinya maka nasi di dasar akan ikut dibagikan juga.
  4. Setelah bagian dasar tertutup nasi, letakkan gudangan secara melingkar. Peletakan sayur-sayuran sebaiknya acak dan tidak beraturan sampai menutupi nasi di dasar tumpeng.
  5. Letakkan bumbu gudangan secara melingkar di sekitar kaki tumpeng. Penempatannya bisa acak.dan tidak beraturan seperti gudangan.
  6. Letakkan lauk pauk yang sudah disiapkan secara acak di berbagai tempat, terutama di antara gudangan dan bumbu gudangan.
  7. Lilitkan kacang panjang yang sudah disiapkan. Penyusunannya tidak perlu teratur, yang penting melingkari tumpeng dari ujung atas sampai ke kaki tumpeng.
  8. Siapkan sebilah tusuk sate atau lidi.Tusukkan bahan sesuai urutan: telur ayam utuh, terasi, bawang merah, dan cabai merah.
  9. Tancapkan bahan-bahan di langkah 9 ke puncak tumpeng. Pastikan cabai merah berada di posisi paling atas.
  10. Tumpeng robyong siap disajikan

Sumber Referensi

1 thought on “Tumpeng Robyong”

Leave a Comment