Info Gizi

Benarkah Kertas Koran & Plastik Berbahaya untuk Bungkus Makanan?

Hingga saat ini masih banyak masyarakat dan penjual makanan yang belum peduli dengan bungkus makanan yang digunakan. Umum kita temui jajanan ataupun makanan yang masih dibungkus oleh kertas koran ataupun plastik.

Apa saja bahaya dari penggunaan koran dan plastik untuk makanan?

Kontributor

Danisa Tria Larasati

Laras adalah intern Gizigo 2022 dari Jurusan Gizi Kesehatan Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta.
 
Laras bisa dihubungi di sini.

Inovasi jajanan pangan semakin hari semakin beraneka ragam. Saat ini, banyak variasi jajanan ringan hingga berat yang dijual oleh masyarakat. Tak heran jika hal ini dapat menarik minat konsumen untuk mencoba ataupun membeli makanan tersebut.

Selama masa pandemi seperti sekarang ini, aktivitas masyarakat cenderung dilakukan dirumah, baik saat bekerja atau yang dikenal sebagai work from home, maupun sekadar berkumpul bersama keluarga.

Dengan kondisi seperti itu, maka masyarakat akan keluar rumah hanya untuk membeli kebutuhan-kebutuhan rumah tangga. Jadi saat membeli makanan di luar, masyarakat lebih memilih untuk take away dan menikmati hidangan tersebut dirumah bersama keluarga.

Seiring meningkatnya transaksi jual beli makanan secara take away, banyak juga masyarakat yang belum mengetahui tentang bahan dari bungkus makanan yang ia beli. Apakah aman?

Melihat situasi dan kondisi seperti ini, Gizigo akan membahas mengenai bahaya kertas koran dan plastik jika dijadikan sebagai pembungkus makanan yang kita beli.

Yuk simak penjelasan berikut!

Sekilas tentang Kemasan atau Bungkus Makanan

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 18 tahun 2012 tentang Pangan, kemasan pangan adalah bahan yang digunakan untuk mewadahi dan/atau membungkus pangan, baik yang bersentuhan langsung dengan pangan maupun tidak.1

Berdasarkan Peraturan Badan Pengawas Obat dan Makanan Nomor 20 Tahun 2019 tentang Kemasan Pangan pada Pasal 3, disebutkan bahwa setiap orang yang melakukan produksi pangan dalam kemasan harus menggunakan kemasan pangan yang tidak membahayakan kesehatan manusia.

Bungkus makanan ataupun kemasan makanan merupakan cara untuk melindungi makanan dari cahaya, cuaca, perubahan suhu, jatuh, kotoran, serangga, dan bakteri.2

Banyak jajanan yang masih dibungkus dengan plastik dan kertas koran, seperti gorengan, jajanan pasar, jajanan anak-anak, dan banyak lainnya.

Mengapa Kertas Koran & Plastik Tidak Baik untuk Membungkus Makanan?

A. Kemasan Plastik

Plastik merupakan bahan polimer sintetis yang banyak digunakan oleh para pedagang untuk membungkus makanan yang dijualnya. Hal tersebut dikarenakan harga plastik yang murah, mudah diperoleh di pasaran, memiliki bahan yang tahan pecah, tidak berkarat, tahan terhadap air, bau, oksigen, dan uap air, fleksibel terhadap suhu rendah, serta mudah dibentuk. Selain itu, plastik juga digunakan sebagai pembungkus makanan karena praktis dalam penggunaannya.3

Dibalik itu semua, plastik memiliki sifat yang tidak tahan panas dan mengandung racun karena adanya perpindahan monomer plastik yang mencemari makanan, sehingga dapat menyebabkan gangguan kesehatan.4

Kemudian dalam pembuatan plastik jenis polikarbonat, terdapat beberapa bahan senyawa phthalate dengan jenis polyvinyl chloride (PVC) serta bisphenol-a (BPA) yang dapat terlepas dari plastik, sehingga mencemari makanan dan minuman.5

Perlu diketahui juga, bahwa kemasan makanan dari plastik dan kemasan kaleng juga mengandung BPA. Semakin tinggi suhu, maka perpindahan BPA akan semakin banyak pada makanan.5

Senyawa tersebut dapat membahayakan tubuh karena bersifat karsinogenik atau dapat menyebabkan kanker. Sehingga kita perlu mengetahui kemasan yang aman bagi produk pangan untuk kesehatan, keamanan, dan lingkungan.

Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 24/M-IND/PER/2/2010 mewajibkan untuk kemasan mencantumkan logo tara pangan dan kode daur ulang pada kemasan plastik.

Berikut merupakan logo tara pangan yang terdapat pada kemasan yang menunjukkan bahwa kemasan tersebut aman untuk mengemas makanan.3

logo food grade kemasan

Kode daur ulang pada kemasan plastik menunjukkan bahwa kemasan tersebut dapat di daur ulang. Selain itu, kode tersebut juga digunakan untuk memisahkan bahan supaya dapat diproses dengan baik.

Berikut merupakan kode daur ulang yang memastikan bahwa plastik aman untuk manusia dan lingkungan. 3

B. Kemasan Kertas Koran / Kertas Bekas

Selain plastik yang digunakan sebagai pembungkus makanan, banyak pedagang juga menggunakan kertas untuk membungkus makanannya. Tentu saja karena faktor harga yang murah dan mudah didapatkan.

Pembungkus makanan menggunakan kertas biasa ditemukan pada produk yang padat dan langsung dikonsumsi seperti gorengan, ataupun jajanan yang berada di pinggiran jalan, sekolah, terminal, kantor, dan lainnya. Namun, perlu diperhatikan kembali karena pengolahan makanan yang sering tidak higienis dan penggunaan kertas koran atau bekas sebagai pembungkus makanan6 dapat menimbulkan bahaya bagi tubuh karena mengandung tinta.

Oleh karena itu, jika kertas koran digunakan untuk membungkus makanan gorengan, bahan kimia yang terdapat pada tinta akan berpindah ke makanan karena minyak yang panas dapat melarutkan timbal.

Kandungan Naphthylamine dan karbon aromatik dari tinta menimbulkan efek toksik atau racun. Minyak dapat berfungsi sebagai penghantar panas, jika makanan menempel pada kertas kemasan, maka akan memudahkan tinta untuk menyatu bersama makanan, sehingga timbal tersebut akan berpindah ke dalam makanan yang dikonsumsi oleh konsumen.6

Berpindahnya zat dari kemasan ke makanan bergantung dari sifat makanan, lama kontak dengan makanan, suhu makanan, dan kemampuan zat kimia berpindah pada kemasan.7

Dampak Pemakaian Kertas Koran & Plastik sebagai Bungkus Makanan terhadap Kesehatan

Dilansir dari penelitian pada hewan coba, senyawa phthalate dan BPA yang terkandung dalam plastik berpotensi untuk menimbulkan gangguan sistem endokrin (hormon), penyakit jantung, toksisitas pada hati, menyebabkan kematian pada janin, serta toksik terhadap sistem reproduksi karena bersifat karsinogenik yang dapat meningkatkan risiko kanker.

BPA yang masuk ke dalam tubuh, terdeteksi dalam darah wanita hamil, jaringan plasenta, dan menunjukkan adanya paparan pada janin. Selain itu, dapat berdampak negatif pada anak karena dapat meningkatkan risiko alergi dan asma, serta terganggunya perkembangan saraf anak.5

Sedangkan pada kertas koran mengandung beberapa senyawa bioaktif yang terkandung pada tinta koran, memiliki dampak buruk bagi kesehatan, seperti menimbulkan permasalahan pada jaringan otak, saluran cerna, anemia, gagal ginjal, gangguan endokrin, dan peningkatan risiko kanker paru-paru.68

Kandungan Benzophenone, Benzidine, Naphthylamine, dan 4-aminobiphenyl yang ditemukan pada kertas koran ataupun kertas bekas dapat menimbulkan bahaya, seperti kanker kandung kemih, dan terjadinya permasalahan endokrin terutama pada bayi dan wanita hamil.79

Apa yang Dapat Kita Lakukan untuk Menghindari Pemakaian Kertas Koran dan Plastik?

  • Membawa wadah makanan dan tempat minum pribadi yang dapat digunakan secara terus menerus, tanpa membahayakan kesehatan kita.
  • Menghindari pengemasan makanan yang panas dan berminyak menggunakan kertas koran, kertas bekas dan plastik.
  • Menggunakan bahan alternatif untuk mengemas bahan makanan. Misalnya bambu, stainless steel, cornstarch packaging yang berasal dari tanaman jagung dan lebih ramah lingkungan, kemasan berbahan Polylactid acid (PLA) yang berasal dari rumput laut, tebu atau tepung jagung.7

Kesimpulan

Penggunaan bungkus makanan yang terbuat dari bahan plastik dan kertas sebaiknya dikurangi dan dihindari. Karena hal tersebut berdampak buruk bagi kesehatan kita.

Kandungan senyawa phthalate pada plastik dan larutnya tinta yang ada pada kertas koran akan menjadi satu dengan gorengan gurih yang kita beli, kemudian menyebabkan gangguan-gangguan pada organ vital pada tubuh kita.

Mulai saat ini mari kita perhatikan bungkus makanan yang kita pakai, serta pastikan bahwa bungkus yang tersebut aman untuk kesehatan dan lingkungan.

Referensi
  1. Pemerintah Pusat. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2012. 2012.
  2. Widianti A. Peranan Kemasan (Packaging) dalam Meningkatkan Pemasaran Produk Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) di “Mas Pack” Terminal Kemasan Pontianak. JAAKFE UNTAN (Jurnal Audit dan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Univ Tanjungpura). 2019;8(2):67–76.
  3. Krissetiana H. Kemasan Produk Olahan. Yogyakarta: Citra Aji Pratama; 2014.
  4. Jumadewi A, Orisinal, Yasni H, Fathimi, Umar CA. Edukasi Kesehatan tentang Penggunaan Plastik sebagai Wadah Makanan dan Minuman Daerah Pasie Raja. Jurnal Serambi Akademica. 2020;8(4).
  5. Ilmiawati C, Reza M, Rahmatini, Rustam E. Edukasi Pemakaian Plastik sebagai Kemasan Makanan dan Minuman serta Risikonya terhadap Kesehatan pada Komunitas di Kecamatan Bungus Teluk Kabung, Padang. Jurnal Ilmiah Pengabdian kepada Masyarakat. 2017;1(1):20–8.
  6. Suwaidah IS, Achyadi NS, Cahyadi W. Kajian Cemaran Logam Berat Timbal dari Kemasan Kertas Bekas ke Dalam Makanan Gorengan. Nutrition and Food Research. 2014;37(2):145–54.
  7. Jadhav S, Sonone SS, Sankhla MS, Kumar R. Health Risks of Newspaper Ink when Used as Food Packaging Material. Letters in Applied NanoBioScience. 2021;10(3):2614–23.
  8. Deshwal GK, Panjagari NR, Alam T. An Overview of Paper and Paper Based Food Packaging Materials: Health Safety and Environmental Concerns. Journal of Food Science and Technology. 2019;56(10):4391–403.
  9. Zhou RX, Stanley R, Le M. Contamination of Food with Newspaper Ink: An Evidence-Informed Decision Making (EIDM) Case Study of Homemade Dessert. The Journal of The Canadian Institue of Public Health Inspectors. 2012;55(02).