Background Gizi Ibu Hamil
|

Bolehkah Ibu Hamil Menyusui Puasa

Sebagai salah satu tuntunan agama Islam, puasa di bulan Ramadhan adalah sesuatu yang penting bagi masyarakat indonesia.

Tapi bagi seorang wanita yang sedang hamil atau menyusui, apakah tetap sehat jika ikut menjalankan ibadah ini?

Tidak terasa sebentar lagi kita sudah mau masuk ke Bulan Suci Ramadhan pada April ini. Bulan Ramadhan adalah Bulan yang paling dinanti bagi umat muslim, khususnya muslim di Indonesia. Karena banyak kegiatan dan jajanan yang unik dan hanya ada pada di bulan suci Ramadhan.

            Seperti yang kita ketahui, puasa merupakan salah satu dari lima rukun islam. Jadi puasa pada bulan Ramadhan diwajibkan untuk seluruh umat muslim, namun ada beberapa kondisi yang diperbolehkan untuk tidak berpuasa yaitu pada wanita hamil dan wanita menyusui. Jadi, apakah boleh wanita hamil dan wanita menyusui tetap melakukan puasa?

Kali ini gizigo akan membahas mengenai hal-hal terkait puasa bagi ibu hamil dan menyusui, serta jenis olahraga yang disarankan. Yuk simak penjelasannya!

Udah pada tahu belum apa arti puasa? Puasa merupakan keadaan dimana manusia menahan diri dari makan dan minum, serta dari perbuatan yang dapat membatalkan mulai terbit fajar hingga tenggelamnya matahari.7

Dari sudut pandang agama, wanita hamil dapat dikecualikan untuk berpuasa ketika percaya bahwa akan mengganggu kesehatan dan perkembangan janin.8

Tips Berpuasa saat Hamil

  1. Pastikan untuk mencukupi kebutuhan cairan supaya tidak dehidrasi
  2. Tetap tenang ketika berpuasa
  3. Istirahat yang cukup, jika merasa pusing atau lemas sebaiknya disegerakan untuk berbuka
  4. Jika merasa pusing atau lemas, disegerakan untuk minum cairan ataupun makanan dan jus untuk memenuhi asupan gizi yang cukup
  5. Berbuka dengan air secara perlahan-lahan, kemudian makan makanan yang mengandung karbohidrat, protein, lemak, vitamin, dan mineral yang mudah dicerna serta tidak mudah membuat lapar
  6. Mendengarkan tubuh, jika tubuh merasa tidak enak, bayi juga merasakan hal yang sama

Kondisi yang Diperbolehkan & Tidak Diperbolehkan Puasa pada Ibu Hamil / Menyusui

Berpuasa merupakan sesuatu yang tidak diharuskan bagi ibu hamil dan menyusui. Lantas, bagaimanakah kondisi dari ibu hamil dan ibu menyusui yang diperbolehkan untuk berpuasa?

Bagi ibu hamil yang memiliki keinginan untuk berpuasa, sebaiknya berkonsultasi terlebih dahulu kepada dokter mengenai kondisi fisik, keadaan kandungan janin, dan kesehatan baik ibu dan janin untuk menghindari adanya komplikasi yang dimungkinkan timbul. Ibu hamil yang tidak memiliki permasalahan kesehatan dan sedang tidak menerima pengobatan rutin dapat melakukan puasa dengan tetap menjaga pola makan yang seimbang dan gaya hidup yang sehat untuk memastikan kesehatan janin.2

Periode aman untuk berpuasa pada ibu hamil yaitu pada trimester 1 dan 2 (bulan ke-4 dan 6) serta telah berkonsultasi dan izin dari dokter kandungan. Bagi wanita menyusui juga tidak terdapat efek negatif jika melakukan puasa. Namun harus dipastikan untuk selalu mengonsumsi makanan dalam jumlah yang cukup serta rutin untuk berkonsultasi dengan tenaga kesehatan.5

Manfaat dari puasa yang diterima oleh para ibu bervariasi tergantung kondisi tubuh masing-masing.

Asupan makan bagi wanita hamil dan menyusui perlu diperhatikan untuk kesehatan ibu dan pertumbuhan janin, supaya tidak menimbulkan gangguan kesehatan seperti anemia, kontraksi uterus, infeksi akibat komplikasi dan gangguan lainnya. Asupan makanan yang kurang ataupun berlebih juga tidak baik untuk kesehatan. Makan dengan porsi yang berlebihan juga menyebabkan komplikasi bagi ibu hamil seperti janin besar, pre-eklamsi dan gangguan lainnya.3

            Seperti apa sih contoh makanan-makanan yang bisa dikonsumsi ibu hamil dan menyusui pada umumnya? Berikut ini contohnya ya!

Contoh Menu Sahur & Buka Puasa untuk Ibu Hamil / Menyusui

.tg {border-collapse:collapse;border-spacing:0;}
.tg td{border-color:black;border-style:solid;border-width:1px;font-family:Arial, sans-serif;font-size:14px;
overflow:hidden;padding:10px 5px;word-break:normal;}
.tg th{border-color:black;border-style:solid;border-width:1px;font-family:Arial, sans-serif;font-size:14px;
font-weight:normal;overflow:hidden;padding:10px 5px;word-break:normal;}
.tg .tg-7btt{border-color:inherit;font-weight:bold;text-align:center;vertical-align:top}
.tg .tg-0pky{border-color:inherit;text-align:left;vertical-align:top}

Sahur hari 1Sahur hari 2Sahur hari 3
• Nasi putih
• Capcai sayuran
• Tumis tempe
• Telur dadar
• Susu
• Nasi putih
• Orak arik telur hati ayam
• Tumis tauge tahu
• Buah
• Nasi putih
• Semur daging wortel
• Tempe goreng

.tg {border-collapse:collapse;border-spacing:0;}
.tg td{border-color:black;border-style:solid;border-width:1px;font-family:Arial, sans-serif;font-size:14px;
overflow:hidden;padding:10px 5px;word-break:normal;}
.tg th{border-color:black;border-style:solid;border-width:1px;font-family:Arial, sans-serif;font-size:14px;
font-weight:normal;overflow:hidden;padding:10px 5px;word-break:normal;}
.tg .tg-7btt{border-color:inherit;font-weight:bold;text-align:center;vertical-align:top}
.tg .tg-0pky{border-color:inherit;text-align:left;vertical-align:top}
.tg .tg-0lax{text-align:left;vertical-align:top}

Berbuka hari 1Berbuka hari 2Berbuka hari 3
Sebelum sholat maghrib
• 3 butir kurma
• Air hangat
• Bubur kacang hijau
Sebelum sholat maghrib
• 3 butir kurma
• Air hangat
Sebelum sholat maghrib
• 3 butir kurma
• Air hangat
• Setup pisang
Setelah sholat maghrib
• Sayur bening kacang panjang
• Pepes ikan
• Sambel terasi
• Tempe tahu goreng
Setelah sholat maghrib
• Nasi putih
• Ayam goreng bumbu
• Tempe kecap cabe ijo
• Selada buah
Setelah sholat maghrib
• Nasi putih
• Balado terong
• Tahu bacem
• Ayam panggang
Snack malam
• Buah potong segar
Snack malam
• Buah potong segar
• Susu
Snack malam
• Buah potong segar
• Susu

Olahraga pada Ibu Hamil

Melakukan aktivitas fisik pada saat hamil dapat memberikan manfaat bagi wanita meskipun terdapat beberapa modifikasi dalam melakukan olahraga karena adanya perubahan anatomi dan fisiologis tubuh sehingga perlu diperhatikan kondisi kesehatan dari para ibu.1

Rutin melakukan aktivitas fisik dapat dikaitkan dengan terkontrolnya berat badan selama masa kehamilan, sehingga risiko terjadinya diabetes gestasional lebih kecil, serta tidak mengalami depresi pasca melahirkan dibandingkan ibu hamil yang kurang melakukan aktivitas fisik.4

Nah, jadi aktivitas fisik aman untuk dilakukan bagi ibu hamil tanpa adanya komplikasi kehamilan atau adanya catatan medis, ya.

Beberapa manfaat dalam melakukan aktivitas fisik secara rutin bagi ibu hamil seperti penurunan risiko penyakit seperti obesitas atau berat badan berlebih saat hamil, diabetes melitus gestasional, hipertensi pada saat kehamilan, kelahiran prematur, berat badan lahir rendah. Selama melakukan olahraga, ibu hamil tetap harus terhidrasi dengan baik, sehingga dapat dilakukan dengan menggunakan pakaian yang longgar serta menghindari panas dan kelembapan tinggi untuk melindungi dari tekanan panas.1

Contoh olahraga yang dapat dilakukan pada ibu hamil yaitu berjalan, sepeda statis, aerobik, peregangan, berenang, yoga, senam ibu hamil.16

Adapun beberapa kondisi yang perlu diperhatikan selama melakukan olahraga bagi ibu hamil:

  • Dapat melakukan latihan teratur 3 kali per minggu.
  • Menghindari latihan dengan posisi terlentang.
  • Waspada terhadap penurunan kesediaan oksigen. Jika telah letih berlatih maka diharuskan untuk berhenti.
  • Menjamin kecukupan diet terpenuhi, pada masa hamil membutuhkan 300 kkal/hari untuk tetap mempertahankan homeostatik metabolik.
  • Menjamin hidrasi yang cukup.

Durasi olahraga pada bulan puasa dapat dilakukan pada waktu:

  • Setelah sholat subuh: dapat dilakukan kurang lebih 30 menit untuk menghindari kehilangan cairan berlebih.
  • 1 jam sebelum berbuka: waktu paling tepat untuk melakukan aktivitas fisik, karena bila kehilangan cairan dapat segera diganti.
  • Setelah berbuka: dapat dilakukan 2 jam setelah berbuka namun tidak lupa untuk tetap beristirahat dengan waktu yang cukup.

Referensi

  1. Commitee on Obstetric Practice. (2020). Physical Activity and Exercise During Pregnancy and the Postpartum Period. The American College of Obstetricians and Gynecologists, 135(4).
  2. Ghazal, K., Khazaal, J., Chahine, R., Hajjar, C., Hasan, J. El, Naser, L., Koulaymi, E., & Yared, G. (2020). Ramadan Fasting During Pregnancy: Characteristics and Outcomes. International Journal of Reproduction, Contraception, Obstetrics and Gynecology, 9(10), 3936–3943.
  3. Mappaware, N. A., Syahril, E., Royani, I., Bamahry, A., Safitri, A., Nurmadila, N., Hamsah, M., Nulanda, M., & Mursyid, M. (2020). Puasa pada Wanita Hamil dan Menyusui. UMI Medical Journal, 5(1).
  4. Nguyen, P. T. H., Binns, C. W., Nguyen, C. L., Ha, A. V. Van, Chu, K. T., Duong, D. Van, Do, D. Van, & Lee, A. H. (2019). Physical Activity During Pregnancy is Associated with Improved Breastfeeding Outcomes: A Prospective Cohort Study. International Journal of Environmental Research and Public Health, 16(10), 1740.
  5. Ozsoy, S., Adana, F., & Hazar, H. U. (2014). Fasting Behavior of Breastfeeding Mothers in Ramadan. Journal of Society for Development in New Net Environment in B&H, 8(1).
  6. Prasetyo, Y. (2008). Olahraga Bagi Wanita Hamil. MEDIKORA, IV(1), 150–175.
  7. Rahmi, A. (2015). Puasa dan Hikmahnya terhadap Kesehatan Fisik dan Mental Spiritual. Jurnal Studi Pemikiran, Riset, Dan Pengembangan Pendidikan Islam, 3(1).
  8. Safari, K., Piro, T. J., & Ahmad, H. M. (2019). Perspectives and Pregnancy Outcomes of Maternal Ramadan Fasting in the Second Trimester of Pregnancy. BMC Pregnancy and Childbirth, 19(128).


Kontributor

Danisa Tria Larasati

Laras adalah intern Gizigo 2022 dari Jurusan Gizi Kesehatan Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta. Laras bisa dihubungi di sini.

Similar Posts