Faktor Penyebab Bau Mulut Cara Mengatasi Mengurangi
|

Kenapa Bau Mulut saat Puasa?

 

Puasa di bulan Ramadhan artinya seorang muslim diperintahkan untuk tidak makan dan minum mulai dari waktu fajar (subuh) hingga petang (maghrib). Di Indonesia, waktu tersebut berlangsung selama kurang lebih 13 jam.

Selain mendatangkan pahala bagi siapa yang menjalankannya, beberapa penelitian juga telah menemukan manfaat berpuasa bagi kesehatan tubuh hingga disarankan sebagai salah satu metode untuk menurunkan berat badan.3

Namun, ada salah satu efek samping yang dialami oleh kebanyakan orang, yaitu bau mulut.

Yuk, kita cari tahu dan pahami penyebab bau mulut saat puasa dan apa yang dapat kita lakukan untuk mengurangi bau mulut tersebut.

Daftar Isi

Silakan klik tautan berwarna orange untuk langsung membaca bagian yang Anda cari:

 

Penyebab Bau Mulut saat Berpuasa

Bau mulut saat puasa merupakan hal yang wajar dan bukan menjadi gejala gangguan kesehatan, kecuali baunya sangat mengganggu dan berbeda dari bau mulut biasa saat puasa.

Ada dua hal yang menjadi penyebab utama bau mulut ketika kita puasa.

1. Perubahan metabolisme tubuh menjadi ketosis

Pada dasarnya, berpuasa Ramadhan serupa dengan prinsip diet keto. Artinya ketika kita berpuasa, keadaan metabolisme tubuh beradaptasi menjadi mode pertahanan (survival) karena adanya pembatasan karbohidrat yang masuk.1

Tubuh akan mengubah metode pengambilan energi yang seharusnya dari glukosa yang didapatkan dari karbohidrat, menjadi dari asam lemak bebas yang didapatkan dari pemecahan trigliserida yang ada di jaringan lemak (adiposa).

Proses menjadikan trigliserida sebagai sumber energi tubuh disebut dengan glukoneogenesis. Hasil samping dari proses tersebut adalah senyawa bernama badan keton, salah satu contoh senyawanya adalah beta-hidrokosibutirat.2

Senyawa keton merupakan senyawa gas volatil yang mudah menguap lewat napas sehingga sangat mudah dideteksi.5

2. Penurunan produksi saliva

Air liur atau saliva berfungsi sebagai pertahanan utama kebersihan mulut di mana ia dapat menghambat pertumbuhan bakteri yang tersisa di rongga mulut.

Produksi air liur sangat dipengaruhi oleh asupan makan. Ketika kita hendak makan, kelenjar air liur akan memproduksi air liur dengan jumlah yang banyak.

Ketika kita tidak makan, terlebih dalam waktu yang lama, kelenjar air liur akan meminimalkan produksi air liur. Kondisi tersebut membuat rongga mulut menjadi lebih kering daripada biasanya sehingga bau mulut akan lebih mudah terjadi.4

Cara Mengurangi Bau Mulut saat Berpuasa

Meskipun bau mulut saat puasa merupakan efek samping yang tidak dapat dihindari, bukan berarti hal tersebut tidak bisa dikurangi.

Pengaturan makan dan minum saat puasa dapat berperan penting terhadap intensitas bau mulut saat berpuasa.

Berikut ini beberapa saran yang bisa segera Anda praktekkan untuk mengatasi bau mulut saat puasa:

1. Mengatur jenis makan saat berbuka dan sahur

  • Hindari makanan yang menimbulkan bau spesifik, seperti bawang merah, bawang putih
  • Kurangi makanan berprotein tinggi seperti daging, ikan, dan susu terutama saat sahur. Hal ini disebabkan karena makanan berprotein tinggi mengandung nitrogen yang tinggi pula, di mana nitrogen juga berperan dalam menghasilkan bau dari produksi gas amonia
  • Minum air yang cukup minimal 8 gelas sejak berbuka hingga sahur
  • Hindari makan makanan yang mengandung garam tinggi karena dapat menambah dehidrasi saat puasa
  • Perbanyak konsumsi buah dan sayur untuk menambah cadangan glukosa saat puasa
  • Hindari mengkonsumsi kafein seperti teh dan kopi karena dapat menambah dehidrasi saat puasa

2. Rajin membersihkan gigi dan mulut setelah makan

Membersihkan gigi dan rongga mulut dapat dilakukan dengan:

  • menyikat gigi,
  • bersiwak,
  • berkumur dengan cairan pembersih mulut.

Waktu yang tepat untuk membersihkan gigi di bulan puasa adalah setelah berbuka puasa, sebelum tidur, dan setelah sahur.

3. Tidak merokok

Kandungan bahan kimia dalam rokok dapat bertahan di rongga mulut dan menciptakan aroma tidak sedap.

Selain itu, merokok dapat menambah kekeringan di rongga mulut.

Referensi

  1. G. Mullins; C.L. Hallam; I. Broom (2011). Ketosis, ketoacidosis, and very-low-calorie diets: putting the record straight. British Nutrition Foundation Nutrition Bulletin, 36, 397–402. doi:10.1111/j.1467-3010.2011.01916.x
  2. Grabacka, Maja & Pierzchalska, Malgorzata & Dean, Matthew & Reiss, Krzysztof. 2016. Regulation of Ketone Body Metabolism and the Role of PPARα. International Journal of Molecular Sciences, 17. 2093. 10.3390/ijms17122093.
  3. Johnstone, A. 2015. Fasting for weight loss: an effective strategy or latest dieting trend? International Journal of Obesity (2015) 39, 727–733.
  4. Khaleghifar, N., Sariri, R., Aghamaali, M., Ghafoori, H. 2017. The Effect of Ramadan Fasting on Biochemistry of Saliva. Journal of Applied Biotechnology Reports, Volume 4, Issue 2, Spring 2017; 583-586
  5. Saasa, V., Beukes, M., Lemmer, Y., Mwakikunga, B. 2019. Blood Ketone Bodies and Breath Acetone Analysis and Their Correlations in Type 2 Diabetes Mellitus. Diagnostics 2019,9, 224. DOI:10.3390/diagnostics9040224


Kontributor

Kenny Putri Kinasih

Lulusan Gizi Kesehatan dari Fakultas Kedokteran UGM.
Kenny sudah bergabung dan membantu banyak proyek yang digarap Tim Gizigo sejak 2021 misalnya konsultasi gizi dan konsultasi diet online kami. Kenny bisa dihubungi di sini

Similar Posts

  • Ultra Processed Food

    Pada zaman dahulu, orang menyiapkan makanan sendiri dari bahan makanan yang berada di sekitarnya tanpa banyak bahan penyedap atau pemanis. Seiring berkembangnya zaman, makanan tersebut mulai tergantikan dengan produk-produk makanan olahan yang diproses. Saat ini lebih dari setengah penduduk di negara-negara maju mengonsumsi makanan olahan atau biasa disebut dengan ultra processed food. Apa sih sebenarnya…

  • |

    Bagaimana Menjaga Pola Makan Saat Puasa?

    Bagaimana sih seharusnya kita menjaga kesehatan di saat puasa? Gizigo kali ini akan membahas cara memenuhi kebutuhan gizi kita sehari-hari di bulan Ramadhan. Pemenuhan Gizi Saat Puasa Tidak ada perbedaan signifikan antara pola makan sebelum dan selama puasa. Perbedaan hanya terletak pada jam makan. Dari biasanya tiga kali jam makan dalam sehari, menjadi dua kali…

  • |

    Hipertensi

    Penyakit darah tinggi atau hipertensi merupakan penyakit yang sangat sering terdengar di kalangan masyarakat. Tak jarang penyakit ini akan mengakibatkan tubuh kita tidak dapat beraktivitas dengan normal. Indonesia saat ini sedang mengalami polemik kesehatan dalam ruang lingkup triple burden diseases (tiga beban penyakit) yaitu penyakit menular, penyakit tidak menular dan penyakit yang pernah menghilang namun…

  • Pewarna Makanan

    Agar suatu olahan pangan menjadi lebih menarik, seringkali pewarna makanan ditambahkan ke dalamnya. Akan tetapi, apakah semua pewarna makanan itu aman untuk digunakan? Di artikel ini Gizigo akan membahas lengkap jenis-jenis pewarna makanan yang aman untuk digunakan, serta pewarna makanan apa saja yang sebaiknya kita hindari. Warna menjadi salah satu hal penting yang menentukan pilihan…

  • |

    Apa Perbedaan Expired Date, Best Before & Use by Date?

    Ketika membeli sebuah produk makanan kemasan, hendaknya kita melihat tanggal kadaluarsa.Biasanya dalam kemasan akan tertera salah satu dari expired date, best before ataupun use by date. Sebenarnya apa sih bedanya? Gizigo akan membahas mengenai istilah-istilah tanggal kadaluarsa pada kemasan makanan. Yuk simak penjelasannya! Segala jenis makanan memiliki masa tenggang untuk layak dikonsumsi. Begitu Pula makanan…

  • Asam Lemak

    Kalian pernah mendengar tentang “asam lemak” dalam kehidupan sehari-hari. Tapi jangan sampai salah, asam lemak berbeda dengan lemak, lho! Pada artikel ini, Gizigo akan membahas mengenai apa itu asam lemak, serta apa saja jenis dan contohnya pada makanan yang biasa kita konsumsi sehari-hari. Silakan klik tautan berwarna orange untuk langsung membaca bagian yang Anda cari:…