Kebutuhan Khusus

GERD, Pantangan dan Makanan
yang Boleh Dikonsumsi

Foto Refdiana Dewi
Kontributor

Refdiana Dewi, S. Gz.

• Obstetrician Resident Assistan di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta
• Nutritional Assessment Course Assistant untuk Program Studi Gizi Kesehatan UGM
 
BAGIAN 1

Informasi Kesehatan tentang GERD

Pengertian GERD

Singkatan/Arti GERD

Kepanjangan penyakit GERD adalah Gastroesophageal Reflux Disease.1

Gastro berarti lambung. Esophagus adalah kerongkongan, saluran yang mengalirkan makanan dari mulut ke lambung. Sedangkan reflux artinya mengalirnya cairan ke arah yang terbalik.

Apa Itu GERD?

GERD adalah keadaan dimana cairan asam lambung mengalami refluks dan masuk ke dalam kerongkongan sehingga menyebabkan gejala yang mengganggu.

Keadaan tadi diawali dengan otot bagian bawah di kerongkongan (LES/Lower Esophageal Sphincter) tidak menutup sempurna. Akibatnya adalah volume asam lambung masuk ke kerongkongan meningkat.

Asam lambung yang melebihi kapasitas normal tersebut kemudian meyebabkan luka pada lapisan mukosa di kerongkongan.2

Penyakit ini biasa diistilahkan oleh orang awam sebagai penyakit asam lambung naik, karena disebabkan oleh naiknya asam lambung ke kerongkongan.

Jadi “Gastroesophageal Reflux Disease” adalah nama medis penyakit ini, sementara “Asam lambung naik” adalah nama populernya di masyarakat.

Kedua istilah tersebut akan digunakan bergantian dalam artikel ini.

Gejala GERD atau Ciri-ciri yang Muncul saat Asam Lambung Naik

Berikut ini tanda-tanda yang umum muncul sebagai gejala GERD:1
  • Biasa terjadi sesaat setelah makan.
  • Muncul rasa asam dan pahit di lidah (regurgitasi).
  • Rasa terbakar di daerah sekitar ulu hati (epigastrium) yang dapat disertai nyeri dan pedih (heartburn). Gejala ini umumnya dirasakan saat setelah makan atau saat berbaring.
  • Rasa sakit saat menelan (odinofagia/nyeri telan). Umumnya akibat luka di lapisan mukosa atau adanya infeksi.
  • Gangguan menelan (disfagia). Penderita membutuhkan waktu lebih lama atau usaha ekstra untuk menelan makanan.
  • Gejala lain berupa kembung, mual, cepat kenyang, bersendawa, hipersalivasi, nyeri dada non-kardiak, batuk kronik, asma, dan laringitis.

Penyebab GERD atau Asam Lambung Naik

  • Makanan. Beberapa jenis makanan tertentu beresiko memicu GERD. Misalnya makanan pedas yang berlebihan akan merangsang lambung untuk berkontraksi dan kandungan cabai tersebut dapat menghilangkan sel epitel pada lapisan mukosa. Sedangkan konsumsi makanan asam dapat merangsang produksi asam lambung. Lebih jauh tentang jenis-jenis makanan ini bisa dibaca di bagian Makanan Pantangan Penderita GERD.


  • Obesitas.2 Akumulasi lemak dapat meningkatan tekanan di daerah perut sehingga asam lambung bisa naik dan menyebabkan luka lapisan mukosa di kerongkongan.


  • Obat-obatan.3 Beberapa jenis obat-obatan (sedatif, penenang, antidepresan dan calcium channel blockers) mengganggu kerja otot kerongkongan bagian bawah. Sedangkan obat-obatan sejenis antibiotika dan anti-inflamasi nonsteroid dapat meningkatkan peradangan pada esofagus.


  • Hormon.1 GERD yang disebabkan oleh hormon umumnya terjadi pada wanita hamil. Meningkatnya kadar progesteron pada kehamilan bisa menurunkan tekanan otot kerongkongan bagian bawah (LES/Lower Esophageal Sphincter). Sedangkan pada wanita menopause dikarenakan menurunnya LES akibat terapi hormon estrogen.

Bahaya dan Efek dari GERD bagi Penderita

Apakah GERD Berbahaya/Fatal dan bisa Menyebabkan Kematian bagi Penderitanya?

GERD merupakan kondisi berbahaya yang lambat laun dapat menurunkan kualitas hidup penderitanya.

Apa Akibat GERD/Asam Lambung Naik ke Tenggorokan?

Tergantung tingkat keparahan dan frekuensinya, penyakit Gastroesophageal Reflux Disease dapat menyebabkan:

  • Produktivitas kerja menurun.
  • Kualitas tidur di malam hari menurun.
  • Mempengaruhi kesehatan fisik dan mental.
  • Mempengaruhi kesehatan tubuh secara menyeluruh.4
  • Komplikasi berupa Barrett’s Esophagus, yaitu kondisi pre-kanker yang penderitanya merasakan adanya refluks dan rasa terbakar di dada secara terus menerus.

Perbedaan Asam Lambung Naik dengan Penyakit Sejenis

Apa Perbedaan GERD dan Maag / Gastritis / Tukak Lambung?

Gastritis (sering disebut juga maag atau tukak lambung oleh masyarakat) terjadi karena lapisan mukosa lambung yang terluka dan meradang. Sedangkan GERD terjadi karena cairan asam lambung mengalami refluks, masuk ke dalam kerongkongan dan melukai lapisan di sana.

Penyebab dari gastritis adalah kelebihan asam lambung yang lambat laun merusak dinding lambung. Sementara penyebab GERD adalah tidak berfungsinya otot kerongkongan bagian bawah (Lower Esophageal Sphincter). Asam dan makanan di lambung yang seharusnya tidak kembali ke kerongkongan bisa naik lagi dan melukai lapisan mukosa kerongkongan.

Apa Perbedaan GERD dan Dispepsia?

Dispepsia digunakan untuk menyebut rasa tidak nyaman atau nyeri yang dirasakan di daerah abdomen bagian atas. Sedangkan GERD merupakan keadaan patologis dimana cairan asam lambung mengalami refluks, masuk ke dalam esofagus menyebabkan komplikasi yang mengganggu. Jadi dispepsia adalah gejala, sementara GERD adalah penyakit.

Penyebab dari kondisi dispepsia adalah gaya hidup kurang sehat, infeksi bakteri, kondisi pencernaan, atau kelebihan asam lambung. Sementara GERD terjadi akibat tidak berfungsinya Lower Esophageal Sphincter (LES) yang seharusnya mencegah asam dan makanan di lambung supaya tidak naik kembali ke esofagus.

Cara Mencegah agar GERD/Asam Lambung Naik Tidak Kambuh

  • Makan malam paling lambat 2-3 jam sebelum tidur. Hindari kebiasaan tidur dalam 1 jam setelah makan karena dapat menurunkan tekanan pada otot kerongkongan bagian bawah (Lower Esophageal Sphincter) saat tubuh terlentang.


  • Konsumsi makan dalam jumlah yang normal. Konsumsi makan dalam porsi yang relatif banyak dan besar berdampak pada meningkatnya penumpukan gas pada lambung dan terjadi peregangan berlebihan pada dinding lambung. Akibatnya otot kerongkongan bagian bawah menjadi lemah.


  • Pola makan yang teratur dan tepat waktu. Kebiasaan yang baik ini dapat mencegah produksi asam lambung akibat pengosongan lambung yang terlalu lama.


  • Menghindari makanan yang dapat merangsang GERD. Membatasi konsumsi makanan pedas dapat mengurangi kontraksi lambung dan mencegah hilangnya sel epitel pada lapisan mukosa akibat kandungan cabai. Membatasi konsumsi makanan asam mencegah terjadinya produksi asam lambung berlebihan. Selengkapnya tentang makanan yang harus dihindari bisa dibaca di Pantangan Penyakit GERD.


  • Meninggikan kepala sekitar 15-20 cm saat posisi berbaring atau tidur. Posisi tersebut mencegah pengeluaran asam lambung dan menurunkan tekanan pada kerongkongan bagian bawah saat berbaring.


  • Menurunkan berat badan bila penderita obesitas atau menjaga berat badan sesuai dengan Indeks Massa Tubuh (IMG) yang ideal. Kondisi obesitas dapat meningkatkan tekanan pada daerah perut dan menyebabkan refluks. Jadi dianjurkan untuk menurunkan berat badan yang berlebih.

Cara Menurunkan Asam Lambung Naik/GERD yang Kambuh

1
Jika asam lambung sudah naik atau GERD terlanjur kambuh, biasanya akan diatasi dengan terapi menggunakan obat-obatan.

Untuk cara mengatasi GERD secara alami bisa dibaca di bagian Cara Menyembuhkan GERD.

Perlu diingat bahwa konsumsi obat di bawah ini sebaiknya dilakukan dengan konsultasi dokter terlebih dahulu.
  • Menggunakan obat PPI (proton-pump inhibitor). PPI adalah obat-obatan yang menghambat keluarnya cairan asam di lambung. Kelompok obat ini efektif dalam mengatasi gejala GERD dan menyembuhkan kerusakan yang terjadi di daerah esofagus.
  • Menggunakan obat prokinetik, yaitu golongan obat yang mempercepat proses pencernaan makanan. Perut yang kosong lebih cepat dapat mengurangi kesempatan terjadinya asam lambung yang naik ke kerongkongan.
  • Menggunakan obat antasida yang berfungsi menetralkan kadar asam di lambung.

Cara Mengatasi GERD atau Asam Lambung Naik

Kalau Sakit GERD Sebaiknya Periksa ke Dokter Apa?

Penderita Gastroesophageal Reflux Disease bisa berkonsultasi ke Dokter Spesialis Gastroenterologi (Sp.PD-KGEH).

Dokter spesialis ini berfokus menangani masalah sistem pencernaan, seperti lambung, pankreas, usus, dan hati.

Apakah Penyakit GERD bisa Sembuh Total?

Penyakit GERD dapat disembuhkan.Tapi penderita harus melakukan maintenance rutin dengan manajemen pola hidup yang baik dan sehat.

Bagaimana Cara Mengatasi GERD dan Mengobati secara Alami?

Berikut ini sedikit tips untuk membantu proses penyembuhan GERD secara alami (tanpa obat-obatan):

  • Konsumsi makanan mengandung probiotic setiap harinya. Probiotic mengandung bakteri baik yang dapat mempebaiki kerusakan pada saluran cerna.
  • Mengunyah permen karet. Kebiasaan ini berguna untuk merangsang kelenjar air liur dan dapat membantu menetralkan asam.
  • Melonggarkan pakaian. Pakaian yang ketat dapat memicu tekanan di daerah perut sehingga mempercepat refluks.
  • Konsumsi pisang. Kandungan kalium yang tinggi pada pisang dapat menyeimbangkan suasana asam pada lambung.
BAGIAN 2

Pantangan Penderita GERD atau Asam Lambung Naik

Pantangan Wajib untuk Penyakit Asam Lambung Naik

  • Makanan yang rasanya asam
    Kandungan pH yang rendah pada makanan asam akan merangsang sel-sel sensor (mekanoreseptor) di esofagus. Rangsangan tersebut menyebabkan timbulnya gejala yang tidak menyenangkan, terutama jika terdapat luka di lapisan mukosa kerongkongan.

    Selain itu, konsumsi makanan asam dapat menyebabkan produksi asam lambung yang berlebihan.

    Sumber: Jarosz M, Taraszewska A. Risk factors for gastroesophageal reflux disease: the role of diet. Przeglad gastroenterologiczny. 2014;9(5):297.


  • Makanan yang rasanya pedas
    Konsumsi makanan pedas secara berlebihan akan merangsang lambung untuk berkontraksi. Kandungan capsaicin pada cabai juga dapat menghilangkan pelindung (sel epitel) pada lapisan organ tubuh.

    Apabila mengkonsumsi makanan pedas lebih dari 1 kali dalam seminggu selama minimal 6 bulan dan dibiarkan berlangsung lama maka akan menyebabkan iritasi pada mukosa lambung.

    Sumber: Ajjah BF, Mamfaluti T, Putra TR. Hubungan Pola Makan Dengan Terjadinya Gastroesophageal Reflux Disease (GERD). Journal of Nutrition College. 2020 Sep 15;9(3):169-79.


  • Makanan berlemak
    Makanan berlemak bisa menyebabkan pengosongan lambung tertunda dan relaksasi sementara di otot kerongkongan bagian bawah (Transient Lower Esophageal Sphincter Relaxation/TLESR) terjadi lebih sering.

    Kedua faktor tersebut mengakibatkan kerongkongan terpapar asam lebih lama. Hal ini biasanya terjadi hingga 3 jam setelah konsumsi makanan berlemak.

    Konsumsi makan berlemak memerlukan suasana asam yang lebih pekat dalam lambung supaya makanan tersebut dapat dicerna.

    Sumber: Dore MP, Maragkoudakis E, Fraley K, Pedroni A, Tadeu V, Realdi G, Graham DY, Delitala G, Malaty HM. Diet, lifestyle and gender in gastro-esophageal reflux disease. Digestive diseases and sciences. 2008 Aug 1;53(8):2027-32.
    Muniroh L. Riwayat Makanan yang meningkatkan Asam Lambung sebagai Faktor risiko Gastritis. Gizi Indonesia. 2015 Mar 31;38(1):9-20.


  • Minuman berkarbonasi
    Minuman berkarbonasi mengandung gas dan memiliki pH asam. Gas berlebih di dalam lambung akan memperberat kerja lambung dan melemaskan otot kerongkongan bagian bawah (LES).

    Efeknya adalah kekuatan otot kerongkongan menurun dan gejala reflux menjadi lebih berat.

    Sumber: Ajjah BF, Mamfaluti T, Putra TR. Hubungan Pola Makan Dengan Terjadinya Gastroesophageal Reflux Disease (GERD). Journal of Nutrition College. 2020 Sep 15;9(3):169-79.

Sayur yang Sebaiknya Dihindari Penderita Asam Lambung GERD

  • Tomat
    Konsumsi tomat dan produk olahan tomat dapat menyebabkan sensasi nyeri dada, rasa asam dari sakit tenggorokan dan rasa terbakar.

    Tomat memiliki kandungan asam sitrat dan asam malat. Keduanya adalah zat pemicu paling kuat dari refluks asam.

    Banyak ahli yang menganjurkan diet dengan membatasi batasi konsumsi tomat, produk turunannya, dan semua makanan yang mengandung tomat (peterseli, saus tomat, jus tomat, dll.) jika memiliki penyakit Gastroesophageal Reflux Disease.

    Sumber: Salehi B, Sharifi-Rad R, Sharopov F, Namiesnik J, Roointan A, Kamle M, Kumar P, Martins N, Sharifi-Rad J. Beneficial effects and potential risks of tomato consumption for human health: An overview. Nutrition. 2019 Jun 1;62:201-8.


  • Kubis
    Kubis termasuk salah satu sayuran yang memiliki tingkat keasaman yang tinggi. Selain kubis juga memiliki kandungan gas yang tinggi. Maka dari itu tidak mengherankan jika Anda merasakan efek kembung setelah mengkonsumsi sayuran ini.

    Penderita GERD dianjurkan untuk menghindari kubis karena dapat mengurangi kekuatan otot kerongkongan bagian bawah (LES). Tonus LES yang semakin berkurang memudahkan kerongkongan terkena paparan asam.

    Sumber: Jarosz R, Zimmerman TG, Van Arsdale D. Clinical management of gastroesophageal reflux disease. Osteopathic Family Physician. 2011 Mar 1;3(2):58-65.


  • Bawang bombay
    Konsumsi bawang bombay dapat memicu reflux asam karena menurunkan kekuatan tekanan LES. Bawang bombay dapat dikonsumsi jika masih dalam batas minimal dan telah mengalami proses pemasakan.

    Sumber: Meining A, Classen M. The role of diet and lifestyle measures in the pathogenesis and treatment of gastroesophageal reflux disease. The American journal of gastroenterology. 2000 Oct 1;95(10):2692-7.

Lauk yang Dilarang untuk GERD/Asam Lambung Naik

  • Frozen food
    Frozen food atau makanan beku siap saji cenderung lebih tinggi lemak dan karbohidrat olahan. Kepadatan kalori dan lemak yang tinggi membuat pengosongan perut lebih lambat dan meningkatkan relaksasi sementara di otot kerongkongan bagian bawah (TLESR).

    Sumber: Altman KW, Stephens RM, Lyttle CS, Weiss KB. Changing impact of gastroesophageal reflux in medical and otolaryngology practice. The Laryngoscope. 2005 Jul;115(7):1145-53.
    Colombo P, Mangano M, Bianchi PA, Penagini R. Effect of calories and fat on postprandial gastro-oesophageal reflux. Scandinavian journal of gastroenterology. 2002 Jan 1;37(1):3-5.


  • Daging sapi tinggi lemak
    Konsumsi daging sapi yang berlebihan sebaiknya dihindari, terutama jika berdampingan dengan menu berat lainnya.

    Daging sapi mengandung jaringan ikat kolagen yang sulit dicerna perut. Untuk mencernanya dibutuhkan suasana asam lambung yang pekat.

    Produksi asam lambung yang tinggi untuk mencerna daging sapi bisa meningkatkan resiko iritasi pada lapisan mukosa lambung. Apalagi jika ditambah kombinasi makanan berprotein tinggi lain dan memiliki bumbu yang tajam.

    Sumber: Muniroh L. Riwayat Makanan yang meningkatkan Asam Lambung sebagai Faktor risiko Gastritis. Gizi Indonesia. 2015 Mar 31;38(1):9-20.


  • Telur
    Konsumsi telur per hari perlu dibatasi untuk penderita asam lambung naik, karena telur mengandung kadar kolesterol dan protein yang cukup tinggi.

    Protein dan lemak yang berlebihan dalam lambung akan memperlambat proses pencernaan dan mengakibatkan kondisi lambung menjadi semakin asam.

    Dianjurkan hanya mengkonsumsi 1 butir telur saja tiap kali makan. Konsumsi telur 2 butir per konsumsi dapat menyebabkan lambung mengalami peradangan atau inflamasi.

    Sumber: Muniroh L. Riwayat Makanan yang meningkatkan Asam Lambung sebagai Faktor risiko Gastritis. Gizi Indonesia. 2015 Mar 31;38(1):9-20.

Buah yang Jangan Dimakan Penderita GERD

  • Jeruk
    Jeruk merupakan salah satu buah dengan rasa asam yang mampu memicu reflux.

    Konsumsi jeruk dapat memperburuk gejala GERD karena memicu peningkatan asam lambung dan memperlambat pengosongan lambung.

    Sumber: Jarosz M, Taraszewska A. Risk factors for gastroesophageal reflux disease: the role of diet. Przeglad gastroenterologiczny. 2014;9(5):297.


  • Buah Anggur
  • Buah anggur atau grapefruit termasuk dalam kategori buah citrus yang tinggi keasaman.

    Sama seperti jeruk, konsumsi buah anggur bisa membuat pengosongan lambung jadi terlambat dan juga meningkatkan sekresi asam lambung.

    Sumber: Olle DA. GERD: Living with Acid Reflux Disease. Stylus Publishing, LLC; 2015 Jun 22.

  • Nanas
  • Seperti yang diketahu semua orang, nanas memiliki rasa asam yang tinggi. Hindari buah ini karena alasan yang sama dengan jeruk dan buah anggur.

    Sumber: Olle DA. GERD: Living with Acid Reflux Disease. Stylus Publishing, LLC; 2015 Jun 22.

Minuman yang Tidak Boleh Dikonsumsi bagi Penderita GERD

  • Soda
    Soda termasuk ke dalam salah satu minuman berkarbonasi (salah satu faktor risiko GERD).

    Minuman soda mengandung setidaknya 3 kali lipat volume gas yang sebenarnya. Akibatnya adalah penumpukan gas (distensi) di lambung karena terisi oleh volume gas berlebih.

    Selain itu, pH yang terbentuk pada soda atau minuman berkarbonasi adalah kurang dari 3 (asam).

    Sumber: Hamoui N, Lord RV, Hagen JA, Theisen J, DeMeester TR, Crookes PF. Response of the lower esophageal sphincter to gastric distention by carbonated beverages. Journal of gastrointestinal surgery. 2006 Jun 1;10(6):870-7.


  • Kopi
    Kopi termasuk minuman yang bersifat asam karena mengandung banyak senyawa asam (malic acid, tannic acid, maleic acid, oleic acid, oxalic acid, caffeic acid, dan chlorogenic acid).

    Kopi mengandung kafein yang menstimulasi sistem saraf pusat. Sebagai akibatnya, aktivitas lambung pun meningkat dan terjadi sekresi asam lambung dan pepsin.

    Suasana yang semakin asam akibat produksi asam lambung berlebih mengakibatkan lapisan mukosa di lambung rentan iritasi.

    Sumber: Muniroh L. Riwayat Makanan yang meningkatkan Asam Lambung sebagai Faktor risiko Gastritis. Gizi Indonesia. 2015 Mar 31;38(1):9-20.


  • Alkohol
    Konsumsi alkohol dapat meningkatkan gejala GERD dengan menyebabkan kerusakan pada lapisan mukosa di esofagus.

    Alkohol melemahkan gerak peristaltik di kerongkongan sehingga merusak pembersihan asam selama kurang lebih 3,5 jam. Alkohol juga mengurangi produksi air liur yang dapat menetralkan kondisi asam pada lambung.

    Sumber: Dore MP, Maragkoudakis E, Fraley K, Pedroni A, Tadeu V, Realdi G, Graham DY, Delitala G, Malaty HM. Diet, lifestyle and gender in gastro-esophageal reflux disease. Digestive diseases and sciences. 2008 Aug 1;53(8):2027-32.

Makanan Ringan yang Dilarang untuk GERD

  • Cokelat
    Cokelat memiliki kandungan lemak dan gula yang tinggi. Jika dikonsumsi, cokelat dapat menurunkan kekuatan tekanan LES dan meningkatkan waktu pemaparan asam pada lambung.

    Cokelat juga mengandung kafein yang dapat menstimulasi suasana asam pada lambung. Baca Pantangan Kopi bagi GERD untuk informasi lebih lanjut tentang efek kafein pada penderita Gastroesophageal Reflux Disease.

    Sumber: Ajjah BF, Mamfaluti T, Putra TR. Hubungan Pola Makan Dengan Terjadinya Gastroesophageal Reflux Disease (GERD). Journal of Nutrition College. 2020 Sep 15;9(3):169-79.


  • Gorengan
    Kandungan lemak yang tinggi pada gorengan menurunkan tekanan otot kerongkongan bagian bawah dan menunda pengosongan lambung. Efeknya adalah kemungkinan terjadinya refluks yang lebih besar.

    Konsumsi gorengan pada penderita GERD perlu dihindari untuk mencegah refluks berulang.

    Sumber: Choe JW, Joo MK, Kim HJ, Lee BJ, Kim JH, Yeon JE, Park JJ, Kim JS, Byun KS, Bak YT. Foods inducing typical gastroesophageal reflux disease symptoms in Korea. Journal of neurogastroenterology and motility. 2017 Jul;23(3):363.


  • Makanan ringan yang tinggi sodium
    Biasanya snack jenis ini dicirikan dengan rasa yang gurih atau asin, contohnya keripik.

    Makanan tinggi sodium dinilai dapat memancing terjadinya refluks asam ke daerah kerongkongan.

    Konsumsi makanan tinggi sodium menyebabkan pengosongan lambung tertunda dan peningkatan sekresi zat-zat dari pankreas sesaat setelah konsumsi.

    Sumber: Shibata T, Nakamura M, Omori T, Tahara T, Ichikawa Y, Okubo M, Ishizuka T, Nakagawa Y, Nagasaka M, Nakamura M, Arisawa T. Association between individual response to food taste and gastroesophageal symptoms. Journal of digestive diseases. 2015 Jun;16(6):337-41.

Kebiasaan Lain yang Perlu Dihindari GERD/Asam Lambung Naik

  • Merokok
    Kebiasaan merokok berpotensi memperburuk penyakit refluks karena meningkatkan kecepatan terjadinya refluks asam secara akut.

    Merokok dapat menurunkan tekanan otot kerongkongan bagian bawah (LES). Selain itu merokok juga mempengaruhi mekanisme pertahanan esofagus. Proses pembersihan esofagus dan produksi air liur ikut menurun. Pembersihan esofagus yang terhambat menyebabkan gejala gerd semakin berat.

    Sumber: Dore MP, Maragkoudakis E, Fraley K, Pedroni A, Tadeu V, Realdi G, Graham DY, Delitala G, Malaty HM. Diet, lifestyle and gender in gastro-esophageal reflux disease. Digestive diseases and sciences. 2008 Aug 1;53(8):2027-32.


  • Pola makan tidak teratur
    Pola makan yang buruk telah terbukti menjadi salah satu faktor terjadinya GERD.

    Proses pengolahan makanan di lambung memerlukan waktu antara 2-6 jam. Apabila tidak ada makanan yang masuk, maka lambung menjadi kosong. Produksi asam lambung akan berlebih dan bisa menimbulkan rasa panas dan terbakar.

    Lalu bagaimana pola makan yang baik bagi penderita GERD? Anda bisa membacanya di bagian Contoh Jadwal Makan GERD dan Menunya.

    Sumber: Ajjah BF, Mamfaluti T, Putra TR. Hubungan Pola Makan Dengan Terjadinya Gastroesophageal Reflux Disease (GERD). Journal of Nutrition College. 2020 Sep 15;9(3):169-79.


  • Tidur setelah makan
    Langsung tidur sesaat setelah makan (kurang dari 1 jam) dapat memancing gejala refluks. Penyebabnya adalah lambung akan terisi gas setelah makan selama 2-3 jam.

    Kebiasaan tidur dalam 1 jam setelah makan dapat menurunkan tekanan LES dalam posisi telentang. Jadi usahakan beri jeda >3 jam jika ingin tidur setelah makan. Selain itu posisikan kepala lebih tinggi 15-20 cm dengan menggunakan bantal.

    Sumber: Ajjah BF, Mamfaluti T, Putra TR. Hubungan Pola Makan Dengan Terjadinya Gastroesophageal Reflux Disease (GERD). Journal of Nutrition College. 2020 Sep 15;9(3):169-79.
BAGIAN 3

Makanan untuk Penderita GERD atau Asam Lambung Naik

Rekomendasi Dasar Makanan untuk Penyakit GERD/Asam Lambung Naik

  • Makanan yang mengandung serat
    GERD dapat disebabkan oleh menurunnya kemampuan menekan dari otot kerongkongan bagian bawah (LES) dan kebiasaan segera tidur setelah makan.

    Posisi tubuh yang tidur membuat cairan asam lambung bisa mengalir masuk ke kerongkongan dan melukai daerah tersebut.

    Konsumsi makanan yang berserat setidaknya meminimalkan 2 faktor yang memicu keparahan GERD tersebut.

    Diet kaya serat memberi peningkatan signifikan pada kemampuan menekan LES, terutama saat kondisi istirahat (TLESR). Jenis makanan ini juga menurunkan jumlah refluks dari lambung ke kerongkongan dan menurunkan frekuensi heartburn.

    Sumber: Morozov S, Isakov V, Konovalova M. Fiber-enriched diet helps to control symptoms and improves esophageal motility in patients with non-erosive gastroesophageal reflux disease. World journal of gastroenterology. 2018 Jun 7;24(21):2291.

Sayuran yang Cocok untuk Mengatasi GERD

  • Sayuran hijau
    Sayuran yang berwarna hijau (misalnya bayam) dinilai mampu melindungi lambung dan esofagus dari gejala heartburn.

    Konsumsi tinggi sayuran hijau di setiap harinya terbukti mampu menurunkan risiko GERD.

    Sumber: Ramya RS, Jayanthi N, Alexander PC, Vijaya S, Jayanthi V. Gastroesophageal reflux disease in pregnancy: a longitudinal study. Tropical Gastroenterology. 2015 May 2;35(3):168-72.


  • Timun
    Timun menjadi rekomendasi sayuran yang dapat dikonsumsi penderita asam lambung naik karena termasuk ke dalam golongan alkaline food. Makanan alkali adalah kelompok makanan yang dapat menetralkan kondisi asam.

    Timun dinilai mampu untuk mencegah reflux karena bisa menyeimbangkan suasana asam dalam lambung.

    Sumber: Zalvan CH. Laryngopharyngeal and Gastroesophageal Reflux: A Comprehensive Guide to Diagnosis, Treatment, and Diet-Based Approaches.


  • Wortel
    Wortel termasuk dalam kategori bland diet yaitu jenis sayuran yang tidak membahayakan gejala dari penderita GERD.

    Konsumsi wortel memudahkan lambung dalam bekerja sehingga dapat memberi istirahat pada saluran pencernaan. Wortel juga memiliki tingkat keasaman sangat rendah dan cocok dikonsumsi orang yang memiliki penyakit GERD.

    Sumber: Weir SB, Akhondi H. Bland Diet. InStatPearls [Internet] 2020 Feb 21. StatPearls Publishing.

Lauk yang Aman untuk Dimakan Penderita Gastroesofagus Reflux Disease

  • Tempe dan tahu
    Tahu tempe termasuk ke dalam protein nabati, jadi tidak termasuk golongan makanan yang memicu gejala GERD.

    Kandungan lemak pada protein nabati cukup rendah sehingga proses pencernaannya tidak seberat protein hewani. Lemak yang rendah juga hanya memerlukan kondisi asam secukupnya di lambung, jadi tidak memancing peningkatan produksi asam lambung.

    Sumber: Muniroh L. Riwayat Makanan yang meningkatkan Asam Lambung sebagai Faktor risiko Gastritis. Gizi Indonesia. 2015 Mar 31;38(1):9-20.


  • Daging ayam tanpa lemak
    Penderita asam lambung naik masih bisa mengkonsumsi protein hewani asalkan tidak terlalu memberatkan pencernaan. Daging ayam masih aman untuk dikonsumsi jika mengalami GERD, terutama yang tanpa lemak.

    Yang perlu diingat adalah sebisa mungkin tambahkan sayuran hijau saat mengkonsumsi daging ayam. Kandungan protein dalam daging ayam cukup tinggi sehingga bisa meningkatkan kepekatan asam dalam lambung. Sayuran hijau yang dimakan bersama daging ayam berguna untuk menyeimbangkan kondisi tersebut.

    Sumber: Muniroh L. Riwayat Makanan yang meningkatkan Asam Lambung sebagai Faktor risiko Gastritis. Gizi Indonesia. 2015 Mar 31;38(1):9-20.


  • Daging ikan
    Ikan termasuk dalam protein hewani, tapi memiliki kadar lemak yang relatif rendah. Ciri khas ini memudahkan kerja lambung dan tidak memicu suasana asam dalam lambung.

    Konsumsi ikan tidak mengakibatkan gejala-gejala Gastroesofagus Reflux Disease. Tapi sebisa mungkin jumlah ikan per konsumsi sebaiknya tidak melebihi 1 porsi konsumsi.

    Sumber: Muniroh L. Riwayat Makanan yang meningkatkan Asam Lambung sebagai Faktor risiko Gastritis. Gizi Indonesia. 2015 Mar 31;38(1):9-20.

Buah yang Boleh Dikonsumsi saat Sakit GERD

  • Pisang
    Pisang memiliki manfaat dalam mengurangi iritasi lambung.

    Pisang jenis paradisiaca mempunyai efek antasida yang dapat meredakan gejala gerd. Buah ini mampu menyeimbangkan suasana asam dalam lambung dengan menurunkan kadar pH lambung dari 1.5 menjadi 3.5.

    Zat gizi yang berperan paling besar dalam penurunan pH lambung saat mengkonsumsi pisang adalah kalium.

    Sumber: Putri A, Mita N, Rijai L. Eksplorasi Jenis Pisang Sebagai Penurun Keasaman Lambung Secara In Vitro. InProceeding of Mulawarman Pharmaceuticals Conferences 2017 Nov 8 (Vol. 6, pp. 7-11).


  • Melon
    Melon memiliki pH sebesar 6.1 yang baik untuk kondisi reflux. Selain itu tekstur melon yang lembut membuat buah ini bersifat menenangkan pada lambung.

    Sumber: Koufman J, Stern J. Dropping acid: the reflux diet cookbook & cure. Simon and Schuster; 2012 Sep 4.


  • Alpukat
    Alpukat mengandung “lemak baik” dan tidak memerlukan suasana asam pekat untuk dicerna.

    Alpukat memiliki konsistensi yang creamy dan mengandung beragam zat gizi yang baik untuk saluran pencernaan dan lambung penderita GERD. Konsumsi alpukat sebagai selingan merupakan pilihan yang tepat untuk selingan yang mengenyangkan.

    Sumber: Healdsburg Press. Prevent Acid Reflux: Delicious Recipes to Cure Acid Reflux and GERD. Callisto Media Inc, 2013


  • Semangka
    Semangka termasuk ke dalam kelas melon dan memiliki tingkat keasaman yang relatif rendah. Semangka cocok untuk dikonsumsi pederita GERD karena aman dari rasa tidak nyaman bagi lambung.

    Sumber: Morris M. What is GERD?.

Minuman yang Baik untuk Asam Lambung Naik atau GERD

  • Air kelapa
    Air kelapa mengandung sebagian elektrolit berupa kalium yang menyeimbangkan pH lambung.

    Konsumsi air kelapa juga bisa digunakan sebagai pengganti minuman isotonik saat olahraga, agar tidak menimbulkan keluhan terhadap saluran cerna.

    Sumber: Laitano O, Trangmar SJ, Marins DD, Menezes ES, Reis GD. Improved exercise capacity in the heat followed by coconut water consumption. Motriz: Revista de Educação Física. 2014 Mar;20(1):107-11.


  • Susu rendah lemak
    Jenis susu ini hanya memerlukan suasana asam yang relatif rendah sehingga tidak membebani kerja lambung.

    Perlu diingat untuk menghindari konsumsi susu berbarengan dengan makanan berat lainnya. Hal ini dimaksudkan agar tidak terjadi peningkatan asam berlebihan pada lambung.

    Sumber: Muniroh L. Riwayat Makanan yang meningkatkan Asam Lambung sebagai Faktor risiko Gastritis. Gizi Indonesia. 2015 Mar 31;38(1):9-20.


  • Air jahe
    Air jahe direkomendasikan karena mampu meredakan gejala GERD berupa mual dan muntah.

    Konsumsi air jahe mampu untuk meningkatkan relaksasi otot kerongkongan bagian bawah (LES) selama menelan, tanpa mempengaruhi tekanan LES basal.

    Efek anti-kembung pada air jahe menandakan bahwa konsumsi air jahe tidak membahayakan penderita GERD. Cocok dikonsumsi oleh individu dengan perut kembung.

    Sumber: Lohsiriwat S, Rukkiat M, Chaikomin R, Leelakusolvong S. Effect of ginger on lower esophageal sphincter pressure. Medical journal of the Medical Association of Thailand. 2010 Mar 1;93(3):366.

Makanan Ringan yang Dianjurkan untuk Penderita GERD

  • Buah-buahan
    Makanan ringan yang cocok untuk penyakit lambung GERD adalah makanan yang mengandung serat dan menetralisir, seperti halnya buah pisang dan melon.

    Pisang dan melon mengandung kalium yang berfungsi sebagai penyeimbang suasana asam dalam lambung. Untuk itu konsumsi buah sebagai makanan ringan pada penderita GERD sangat dianjurkan.

    Sumber: Putri A, Mita N, Rijai L. Eksplorasi Jenis Pisang Sebagai Penurun Keasaman Lambung Secara In Vitro. InProceeding of Mulawarman Pharmaceuticals Conferences 2017 Nov 8 (Vol. 6, pp. 7-11).


  • Salad
    Salad memiliki aspek diet yang penting untuk penderita GERD yaitu kaya serat.

    Sayuran hijau yang terdapat dalam salad dinilai mampu untuk melindungi lambung dan esofagus dari gejala heartburn. Konsumsi tinggi sayuran hijau di setiap harinya mampu menurunkan risiko dari GERD.

    Perlu diperhatikan untuk dressing yang digunakan pada salad, sebaiknya menggunakan nutritious oil (seperti minyak zaitun) dalam batas sedang.

    Sumber: Ramya RS, Jayanthi N, Alexander PC, Vijaya S, Jayanthi V. Gastroesophageal reflux disease in pregnancy: a longitudinal study. Tropical Gastroenterology. 2015 May 2;35(3):168-72.
    Patricia Raymond, Michelle Beaver. Acid Reflux Diet & Cookbook For Dummies. John Wiley & Sons, 2014

Kebiasaan Lain yang Direkomendasikan untuk Penyakit GERD

  • Pola makan porsi kecil namun sering
    Pola makan yang kecil menghindari terjadinya penumpukan gas (distensi) pada lambung. Biasanya hal tersebut diakibatkan dari volume makanan yang besar.

    Pencegahan distensi lambung tadi juga dapat mencegah relaksasi otot kerongkongan bagian bawah (TLESR) yang lebih lama dan mencegah refluks.

    Porsi makan yang kecil akan mempercepat pengosongan lambung dan menurunkan suasana asam pada lambung. Untuk contoh jadwal yang baik bagi penderita GERD bisa dilihat di bagian Contoh Jadwal Makan dan Menu GERD.

    Sumber: Fox M, Barr C, Nolan S, Lomer M, Anggiansah A, Wong T. The effects of dietary fat and calorie density on esophageal acid exposure and reflux symptoms. Clinical Gastroenterology and Hepatology. 2007 Apr 1;5(4):439-44.


  • Olahraga teratur
    Olahraga yang direkomendasikan untuk penderita GERD adalah olahraga dengan intensitas low-intermediate.

    Olahraga teratur membantu menormalkan berat badan pada penderita GERD dengan kondisi obesitas. Kebiasaan ini akan mengurangi risiko Gastroesofagus Reflux Disease.

    Olahraga rutin dengan intensitas sedang bersamaan dengan modifikasi diet rendah lemak dan kaya serat akan mencegah kondisi refluks berulang.

    Sumber: Festi D, Scaioli E, Baldi F, Vestito A, Pasqui F, Di Biase AR, Colecchia A. Body weight, lifestyle, dietary habits and gastroesophageal reflux disease. World journal of gastroenterology: WJG. 2009 Apr 14;15(14):1690.


  • Tidur cukup
    Tidur merupakan aspek penting dalam menjaga fungsi normal tubuh.

    Kualitas tidur yang buruk menyebabkan suasana hati yang buruk dan peningkatan kerentanan terhadap gejala depresi. Kedua faktor tersebut dapat memicu pengingkatan hormon kortisol dan produksi asam lambung berlebih. Efeknya adalah suasana asam tercipta dalam lambung.

    Tidur yang cukup dapat mencegah terjadinya peningkatan hormon kortisol sehingga gejala GERD dapat berkurang.

    Sumber: Murni AW. Kadar Kortisol Plasma pada Dispepsia Fungsional dengan Gangguan Psikosomatik. Jurnal Penyakit Dalam Indonesia. 2020 Apr 1;7(1):15-21.
    Cowen PJ. Cortisol, serotonin and depression: all stressed out?. The British Journal of Psychiatry. 2002 Feb;180(2):99-100.

Contoh Jadwal Makan untuk Penderita GERD dan Menunya

Penderita Gerd sebaiknya makan dalam jumlah sedikit tapi sering, misalnya setiap 2-3 jam sekali.

Berikut ini contoh singkat jadwal makan dan menu makanan yang kami lakukan di catering sehat harian kami:

  • Jam 7 pagi: Pisang smoothies
  • Jam 9 pagi: Jus melon
  • Jam 12 siang: Nasi + Sup tahu sayur
  • Jam 3 sore: Alpukat
  • Jam 6 sore: Nasi + Ayam semur + Cah kangkung

Untuk menu yang lebih detail & informasi selengkapnya, Anda bisa mendapatkannya dengan mengikuti konsultasi ahli gizi kami.

Khusus Anda yang perlu berdiet tapi memiliki GERD, bisa cek layanan konsultasi diet kami yang disesuaikan dengan kondisi tubuh Anda masing-masing.

BAGIAN 4

Pertanyaan Populer seputar GERD

Apa Penderita GERD Asam Lambung Naik boleh Puasa?

Penderita GERD diperolehkan berpuasa, baik untuk sehari-hari maupun dalam bulan Ramadhan. Jika Anda ingin berpuasa, dianjurkan untuk rutin mengonsumsi obat anti sekresi asam lambung untuk mencegah gelaja GERD. Berpuasa selama bulan Ramadhan tidak memiliki pengaruh terhadap gejala penyakit Refluks Gastroesofagus di pasien yang diberikan obat anti sekresi selama bulan suci tersebut.

Apakah Olahraga bisa Menyebabkan GERD Kambuh?

Olahraga yang intens dapat meningkatkan asam lambung. Efeknya adalah memperburuk gejala GERD (tergantung pada durasi dan intensitas olahraga yang dilakukan).

Olahraga dengan intensitas minimal dan durasi yang relatif singkat dianjurkan untuk penderita GERD. Untuk informasi tentang olahraga yang dianjurkan bisa dibaca di bagian Kebiasaan Baik untuk Penderita GERD.

Kenapa Kambuh GERD di Malam Hari atau Saat Tidur?

Aktivitas tidur dapat mengubah mekanisme di bagian tubuh yang membersihkan kerongkongan. Akibatnya adalah daerah kerongkongan yang terpapar asam pun meningkat.

Padahal di saat bersamaan, tingkat menelan berkurang selama tidur. Mekanisme pertahanan penting ini berfungsi membersihkan volume refluks dari kerongkongan. Pembersihan asam yang menurun ini membuat asam di lapisan mukosa kerongkongan menjadi bersentuhan lebih lama.

Penurunan produksi air liur selama tidur dan berkurangnya pengiriman air liur menyebabkan tertundanya proses pembersihan proses normalisasi pH di kerongkongan.

Kebiasaan tidur setelah makan malam juga menjadi pemicu terjadinya gerd pada malam hari. Oleh karena itu dianjurkan memberikan jeda antara waktu makan malam dengan waktu tidur selama 2-3 jam.

Apabila masih merasakan gejala GERD asam lambung, penderita dianjurkan meninggikan kepala ± 15-20 cm/ menjaga kepala agar tetap elevasi saat posisi berbaring. Dengan demikian tekanan otot kerongkongan bagian bawah (Lower Esophageal Sphincter/LES) terjaga dalam keadaan normal dan sekresi asam lambung tidak terjadi.

Kenapa Asam Lambung Naik di Pagi Hari?

GERD yang terjadi di pagi hari disebabkan karena adanya peningkatan hormon kortisol.

Hormon kortisol relatif meningkat pada pagi hari dengan puncak waktu jam 8 pagi. Efeknya adalah produksi yang berlebihan pada asam lambung.

Selain itu kerja lambung efektif meningkat pada pagi hari sekitar 07.00-09.00. Untuk itulah, sarapan menjadi aspek penting dalam mencegah lambung untuk memproduksi banyak asam lambung.

Di pagi hari kebutuhan kalori seseorang cukup banyak. Bila tidak sarapan maka lambung akan lebih banyak memproduksi asam.

Asam Lambung Naik saat Hamil

Kapan GERD saat Hamil bisa Terjadi?

Biasanya GERD atau naiknya asam lambung ke kerongkongan dapat terjadi saat hamil muda pada Trimester Pertama (kehamilan berumur 1-3 bulan). Penyakit ini akan berhenti dengan sendirinya setelah melahirkan.

GERD saat kehamilan biasanya berkembang pada akhir trimester pertama, berlanjut pada trimester kedua, dan menjadi lebih terasa pada trimester terakhir.

Apa Penyebab GERD saat Kehamilan?

Ada beragam faktor yang bisa menyebabkan asam lambung naik saat hamil. Tapi faktor utamanya adalah penurunan tekanan dari otot kerongkongan bagian bawah (LES/Lower Esophageal Sphincter) karena hormon progesteron.

Pada trimester pertama kehamilan, tekanan dari LES tidak terlalu berubah. Tapi pada trimester kedua tekanan bisa turun hingga 33-50%. Penurunan tekanan saat trimester kedua dan ketiga ini dapat terjadi karena peningkatan tekanan di daerah perut, peningkatan progesteron, pelepasan lambung yang abnormal, atau transit usus yang tertunda.

Bagaimana Mengatasi GERD saat sedang Hamil?

  • Porsi makan kecil namun sering. Porsi makan kecil mencegah fungsi otot LES menjadi lemah akibat peregangan berlebihan pada dinding lambung.
  • Hindari makan makan larut malam. Jeda waktu setelah makan dengan waktu tidur menjadi sempit jika makan terlalu malam. Akibatnya tekanan otot kerongkongan bagian bawah (Lower Esophageal Sphincter) menurun pada posisi berbaring dan terjadilah refluks asam lambung.
  • Menghindari makanan-makanan penyebab heartburn. Untuk meredakan gejala ringan yang terjadi pada awal kehamilan.
  • Mengunyah permen karet. Gunanya untuk merangsang kelenjar air liur sehingga dapat menetralkan asam.
  • Hindari alkohol dan tembakau. Tips ini untuk mengurangi gejala refluks dan menghindari paparan janin terhadap zat berbahaya ini.

GERD pada Bayi dan Anak

Kapan GERD pada Bayi bisa Terjadi?

Biasanya terjadi saat masih bayi usia 1-2 bulan pertama kehidupan.

Apa yang Menyebabkan GERD pada Bayi?

Penyebab utama GERD pada bayi dan anak yaitu relaksasi sementara di otot kerongkongan bagian bawah (Transient Lower Esophageal Sphincter Relaxation/TLESR). Salah satu pemicunya adalah penumpukan gas pada lambung.

Penyebab lainnya adalah peningkatan tekanan daerah perut karena mengejan, batuk, peningkatan upaya pernapasan, dan postur setengah duduk setelah makan (postprandial) yang biasa terlihat pada bayi.

Bagaimana Mengatasi GERD pada Bayi dan Anak?

  • Orang tua perlu mempelajari pengetahuan seputar penanganan bayi. Misalnya tentang regurgitas (masyarakat Jawa menyebutnya gumoh), cara menyesuaikan porsi makan bayi, menghindari paparan asap dari lingkungan. Hal-hal tersebut sudah cukup untuk mengelola refluks pada bayi.
  • Mengentalkan susu formula. Peningkatan konsistensi atau pengentalan terhadap formula bayi dapat mengurangi frekuensi regurgitasi dan muntah yang nyata pada bayi.
  • Posisi setelah makan bayi. Menempatkan bayi di sisi kiri setelah makan secara signifikan mengurangi refluks, jika dibandingkan dengan menempatkan bayi pada posisi kanan.

Apakah Minum Jahe bisa Mengobati GERD?

Minum jahe mampu mengobati GERD dan meredakan gejala GERD berupa mual dan muntah.

Air seduhan jahe kering dapat meningkatkan relaksasi pada LES dan menurunkan kecepatan kontraksi esofagus sehingga memungkinan jahe menjadi agen anti kembung.

Efek anti kembung pada air jahe menandakan bahwa konsumsi air jahe tidak membahayakan penderita GERD.

Apakah Kunyit bisa Menyembuhkan Asam Lambung Naik?

Kunyit merupakan salah satu alternatif yang dapat dilakukan untuk mengobati GERD.

Konsumsi kunyit dapat dengan cepat meredakan kondisi asam berlebihan pada penderita GERD. Efek inhibitor dari kunyit menghambat salah satu reseptor yang terlibat dalam produksi asam lambung.

Apa Madu Bagus untuk Mengobati Gastroesofagus Reflux Disease?

Madu memiliki potensi yang baik untuk meredakan GERD.

Kandungan dari madu memiliki manfaat melindungi pencernaan. Efeknya adalah terhindar dari peradangan atau inflamasi dalam lambung.

Kandungan mineral lain dalam madu seperti magnesium dapat melindungi dinding lambung dari kondisi asam lambung.

Apakah Penyakit Lambung GERD boleh Makan Pisang?

Penderita penyakit asam lambung naik diperbolehkan untuk mengonsumsi pisang dalam menu makan sehari-hari.

Buah ini cukup bermanfaat jika sakit GERD karena memiliki kandungan utama berupa kalium yang menyeimbangkan pH saluran cerna. Konsumsi buah pisang dapat menurunkan pH lambung dari 1.5 menjadi 3.5.

Apakah Sakit GERD boleh Minum Susu?

Penderita GERD boleh meminum susu, tapi tidak dibarengi dengan makan besar. Konsumsi susu bersamaan dengan makanan besar menjadikan kerja lambung semakin berat. Akibatnya adalah suasana asam yang berlebihan pada lambung.

Sebaiknya susu yang dikonsumsi merupakan susu rendah lemak. Susu jenis ini hanya memerlukan suasana asam yang relatif rendah untuk dapat dicerna.

Apakah Penderita Asam Lambung Naik boleh Minum Air Kelapa?

Konsumsi air kelapa diperbolehkan untuk penderita GERD.

Air kelapa mengandung sebagian elektrolit berupa kalium yang mampu menyeimbangkan pH lambung. Konsumsi air kelapa sebagai pengganti minuman isotonik saat olahraga tidak menimbulkan keluhan terhadap saluran cerna.

Apakah Penderita Penyakit GERD boleh Makan Mie Instan?

Mie instan termasuk kedalam golongan makanan yang perlu dihindari jika menderita GERD.

Konsumsi mie instan meningkatkan paparan asam terhadap esofagus yang berakibat pada gejala GERD. Selain itu kandungan karbohidrat yang tinggi pada mie dapat merangsang terjadinya refluks (refluksogenik) bagi pasien GERD.

Apakah Penderita GERD boleh Minum Teh?

Penderita GERD boleh untuk mengonsumsi teh, tapi batasi jumlah konsumsinya. Tanin dalam kandungan teh menyebabkan rasa tidak nyaman dalam perut dan menimbulkan masalah bagi lambung.
Referensi
  1. Saputera MD, Budianto W. Diagnosis dan Tata Laksana Gastroesophageal Reflux Disease (GERD) di Pusat Pelayanan Kesehatan Primer. Cermin Dunia Kedokteran. 2017 May 1;44(5):329-32.
  2. Naomi DA. Obesity as Risk Factor of Gastroesophageal Reflux Disease. Jurnal Majority. 2014 Dec 7;3(7).
  3. Tarigan R, Pratomo B. Analisis Faktor Risiko Gastroesofageal Refluks di RSUD Saiful Anwar Malang. Jurnal Penyakit Dalam Indonesia. 2019 Jul 1;6(2):78-81.
  4. Irawati S. Penatalaksanaan Gastroesophageal Reflux Disease (GERD). Rasional. 2013;11(1).
  5. Ajjah BF, Mamfaluti T, Putra TR. Hubungan Pola Makan Dengan Terjadinya Gastroesophageal Reflux Disease (GERD). Journal of Nutrition College. 2020 Sep 15;9(3):169-79.
  6. Murni AW. Kadar Kortisol Plasma pada Dispepsia Fungsional dengan Gangguan Psikosomatik. Jurnal Penyakit Dalam Indonesia. 2020 Apr 1;7(1):15-21.
  7. Dwigint S. The Relation Of Diet Pattern To Dyspepsia Syndrome In College Students. Jurnal Majority. 2015 Jan 1;4(1).
  8. Fass R. Effect of gastroesophageal reflux disease on sleep. Journal of gastroenterology and hepatology. 2010 May;25:S41-4.
  9. Dağlı Ü, Kalkan İH. Treatment of reflux disease during pregnancy and lactation. Turk J Gastroenterol. 2017 Dec 1;28(Suppl 1):S53-6.
  10. Richter JE. The management of heartburn in pregnancy. Alimentary pharmacology & therapeutics. 2005 Nov;22(9):749-57.
  11. Czinn SJ, Blanchard S. Gastroesophageal reflux disease in neonates and infants. Pediatric drugs. 2013 Feb 1;15(1):19-27.
  12. Rahimi H, Tavakol N. Effects of Ramadan Fasting on the Symptoms of Gastroesophageal Reflux Disease. Journal of Nutrition, Fasting and Health. 2018;6(4):213-9.
  13. Jozkow P, Wasko-Czopnik D, Medras M, Paradowski L. Gastroesophageal reflux disease and physical activity. Sports medicine. 2006 May 1;36(5):385-91.
  14. Lohsiriwat S, Rukkiat M, Chaikomin R, Leelakusolvong S. Effect of ginger on lower esophageal sphincter pressure. Medical journal of the Medical Association of Thailand. 2010 Mar 1;93(3):366.
  15. Cass H. Why Your Stomach Will Love Turmeric and Licorice.
  16. Pratiwi AD. Efek Gastroprotektor Madu Terhadap Penyembuhan Tukak Lambung. Jurnal Ilmiah Kesehatan Sandi Husada. 2020 Jun 30;11(1):512-6.
  17. Putri A, Mita N, Rijai L. Eksplorasi Jenis Pisang Sebagai Penurun Keasaman Lambung Secara In Vitro. InProceeding of Mulawarman Pharmaceuticals Conferences 2017 Nov 8 (Vol. 6, pp. 7-11).
  18. Muniroh L. Riwayat Makanan yang meningkatkan Asam Lambung sebagai Faktor risiko Gastritis. Gizi Indonesia. 2015 Mar 31;38(1):9-20.
  19. Laitano O, Trangmar SJ, Marins DD, Menezes ES, Reis GD. Improved exercise capacity in the heat followed by coconut water consumption. Motriz: Revista de Educação Física. 2014 Mar;20(1):107-11.
  20. Song JH, Chung SJ, Lee JH, Kim YH, Chang DK, Son HJ, Kim JJ, Rhee JC, Rhee PL. Relationship between gastroesophageal reflux symptoms and dietary factors in Korea. Journal of neurogastroenterology and motility. 2011 Jan;17(1):54.
  21. Ajjah BF, Mamfaluti T, Putra TR. Hubungan Pola Makan Dengan Terjadinya Gastroesophageal Reflux Disease (GERD). Journal of Nutrition College. 2020 Sep 15;9(3):169-79.