Makanan yang Perlu Dihindari untuk Mengurangi Risiko Depresi saat Hamil
Penelitian menunjukkan bahwa 1 dari 7 wanita mengalami depresi saat kehamilan. Menurut JAMA Network Open Study, depresi kehamilan terjadi pada 10-15% wanita hamil. Hal yang lebih mengejutkan adalah prevalensi wanita generasi milenial yang mengalami depresi cenderung lebih tinggi (25%) dibandingkan ibu mereka (17%) saat mengandung terdahulu.
Kira-kira makanan apa saja yang dapat meningkatkan risiko depresi?
Ira Dwijayanti, S. Gz., M.S.
Karbohidrat Olahan
Kita mungkin menginginkan makanan seperti roti putih, soda, atau pretzel ketika mengalami depresi. Padahal penelitian menunjukkan bahwa mengkonsumsi makanan yang mengandung banyak karbohidrat dapat dikaitkan dengan depresi.
Karbohidrat olahan dapat meningkatkan kadar gula darah dalam tubuh dan meningkatkan depresi. 1
Gula
Gula termasuk dalam daftar pengawasan makanan yang berpengaruh terhadap depresi. Diet tinggi gula dapat meningkatkan peradangan di seluruh tubuh dan otak.
Penelitian menunjukkan bahwa peradangan otak 30% lebih tinggi pada pasien yang mengalami depresi.2
Processed Foods
Mungkin satu kaleng sup merupakan cara termudah untuk mengisi bahan bakar tubuh kita ketika merasa tertekan, tetapi kita harus berpikir dua kali sebelum membuka kaleng tersebut.
Sebuah penelitian di Inggris terhadap lebih dari 3000 orang menemukan bahwa mereka yang sering mengonsumsi makanan olahan mengalami peningkatan depresi lebih tinggi.3
Trans-Fats
Untuk kamu yang bingung bagaimana memenuhi gizi dengan baik di masa kehamilan, Gizigo punya program baru yang bisa membantu yaitu catering sehat yang diawasi oleh Ahli Gizi.
Untuk saat ini, wilayah jangkauan catering kami adalah daerah Jogja. Jadi kalau kamu berdomisili di Jogja, bisa cek halaman ini: Catering Sehat Jogja.
Kalau kamu berdomisili di luar Jogja, bisa menggunakan layanan konsultasi online kami. Misalnya konsultasi gizi ibu hamil KEK, konsultasi ibu menyusui, dan jenis-jenis konsultasi gizi lainnya.
Yuk, bagikan ke sahabatmu yang sedang hamil, agar terhindar dari depresi.
- Gangwisch, J., et al. 2015. “High glycemic index diet as a risk factor for depression: analyses from the Women’s Health Initiative,” The American Journal of Clinical Nutrition, doi: 10.3945/ajcn.114.103846.
- Setiawan, E., et al. 2015. “Role of Translocator Protein Density, a Marker of Neuroinflammation, in the Brain During Major Depressive Episodes,” JAMA Psychiatry, 2015;72(3): Pages 268-275.
- Akbaraly, T. et al.2009. “Dietary pattern and depressive symptoms in middle age,” The British Journal of Psychiatry, 2009 Nov; 195(5): 408–413.
- Sanchez-Villegas, A., et al. 2011. “Dietary Fat Intake and the Risk of Depression: The SUN Project,” PLOS One.