Pengetahuan Gizi


Meluruskan Diet Viral yang Kontroversial

Banyak sekali yang bertanya kepada kami terkait pola hidup sehat ala seorang artis yang sedang ramai diperbincangkan saat ini. Karena pertanyaan-pertanyaan tersebut, kami memutuskan untuk mengulasnya secara ilmiah setelah membaca bukunya.

Foto Fasty Arum Utami
Kontributor

Fasty Arum Utami, S. Gz., M.S.

Fasty merupakan ahli gizi dan auditor makanan di berbagai instansi di Indonesia, di sela-sela kesibukannya ia menulis buku best seller MPASI Gizi Tepat (2018) dan buku Kandungan Zat Gizi Makanan Khas Yogyakarta (2014).

Awalnya kami mencari buku tersebut di toko buku, tetapi kami tidak menemukan. Akhirnya kami berhasil membeli secara online. Setelah membaca buku tersebut, berikut adalah hasil review kami. Selamat membaca.

 

1. Jurnal Pribadi yang Dipublikasikan

Ini adalah jurnal pribadi yang ditulis, dicetak, dan didistribusikan secara pribadi melalui sistim reseller. Itulah mengapa kami tidak menemukan di toko buku karena buku ini dicetak tanpa melalui penerbit, tidak ada ISBN (International Standard Book Number), dan tidak ada editor.

2. Menceritakan Apa Saja yang Dikonsumsi

Chapter 2 buku ini menceritakan mengenai apa saja yang ia konsumsi. Penulis menceritakan bahwa menu makanan ini dibuat untuk kondisi fisik dan aktivitasnya serta dalam pengawasan tenaga ahli. Jika ada yang mengikuti meal plan dia, diharapkan untuk disesuaikan dengan kondisi masing-masing dan disarankan berkonsultasi dengan tenaga ahli. Tetapi di chapter 6 disebutkan beberapa followers penulis yang mengikuti pola ini tanpa disebutkan apakah disesuaikan dengan kondisi mereka dan dalam pengawasan tenaga ahli atau tidak.

Ada salah satu yang menuliskan bahwa dia berhasil dan resep keberhasilannya disampaikan ke ibu-ibu lainnya yang ia temui.

Sebenarnya ketika teman-teman sekalian berkonsultasi ke ahli gizi untuk melakukan penurunan berat badan maka akan ditunjukkan bagaimana mengetahui kebutuhan energi teman-teman sekalian berdasarkan usia, jenis kelamin, berat badan (ideal atau normal untuk yang mengalami overweight atau obesitas), dan faktor aktivitas fisik. Jadi, untuk penurunan berat badan tidak hanya sekedar kurus tetapi diperhitungkan berat badan yang tepat untuk teman-teman sekalian. 

Di chapter ini, penulis juga menyebutkan jika mengonsumsi Omega 3, namun tidak ada informasi mengenai dosisnya. Kami juga pernah melakukan penelitian mengenai keterkaitan antara omega 3 dengan berat badan. Kami memberikan 2,13 gram omega 3 kepada pasien selama 12 minggu. Hasil penelitian kami menunjukkan bahwa pemberian omega 3 yang mengandung eicosapentaenoic acid (EPA) dan docosahexaenoic acid (DHA) signifikan menurunkan berat badan pasien (Utami, et al., 2018). 12

3. Chapter 2, Mengenai Konsumsi Sayur

Chapter 2 mengenai sayur, bagian ini cukup membuat bergejolak. Bolak balik kami membaca artikel ilmiah di jurnal-jurnal penelitian yang membahas mengenai sayur dapat menghambat penurunan berat badan, sayur dapat mengganggu bakteri dalam tubuh, dan sayur yang dapat memperlambat proses metabolisme yang mengarah ke penambahan berat badan. Kami membaca beberapa artikel ilmiah. Hasil penelitian menyatakan bahwa meningkatkan konsumsi sayur dan buah adalah salah satu strategi untuk menjaga berat badan tubuh, karena sayur dan buah mengandung tinggi air dan serat serta rendah densitas energinya.   

Densitas energi adalah jumlah energi per unit berat makanan (kalori/gram). Jarang mengonsumsi sayur dan buah akan meningkatkan risiko kenaikan berat badan. Sayur dan buah juga mengandung antioksidan yang dapat mencegah atau menurunkan terjadinya oksidasi dalam tubuh yang dapat menyebabkan penyakit kronis seperti kanker dan penyakit jantung serta pembuluh darah (Tohill, et al., 2004; Tjepkema, 2006; Oguntibeju, 2013). 10 6        

Jika teman-teman menelusuri lebih lanjut terkait sayur dan buah, teman-teman akan mengetahui mengenai diet Mediterranean, yaitu pola makan yang mengandung sayuran, gandum, kacang-kacangan, polong-polongan, serta biji-bijian. Informasi lebih lanjut mengenai diet Mediterranean, teman-teman dapat mengakses channel youtube gizigo.id. Diet ini terbukti menurunkan risiko terhadap penyakit kronis seperti penyakit jantung dan pembuluh darah, kanker, diabetes mellitus serta meningkatkan angka harapan hidup (Tosti, et al., 2017; Gerber & Hoffman, 2014). 11 2      

Untuk pedoman konsumsi sayur dan buah, teman-teman dapat merujuk ke Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 41 Tahun 2014 8 mengenai pedoman gizi seimbang. Di dalam Peraturan Menteri Kesehatan tersebut, kita dianjurkan untuk mengonsumsi sayur sebanyak 3-4 porsi dan buah sebanyak 2-3 porsi setiap harinya. Kita diperbolehkan mengonsumsi gula, garam, minyak dalam jumlah yang kecil. Bahkan dalam peraturan ini juga terdapat golongan sayur A, B, dan C yang digolongkan berdasarkan kandungan zat gizinya.  

4. Chapter 2 Mengenai Air Putih.

Informasi yang diberikan cukup baik karena kita memang diharuskan mengonsumsi air putih 8 gelas setiap harinya berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 41 Tahun 2014  8  mengenai pedoman gizi seimbang. Untuk mengetahui kebutuhan cairan teman-teman sekalian, teman-teman dapat membaca Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 28 Tahun 2019  7  mengenai angka kecukupan gizi yang dianjurkan untuk masyarakat Indonesia berdasarkan usia dan jenis kelamin.

5. Chapter 2 Mengenai Konsumsi Buah-Buahan.

Anjuran mengenai konsumsi buah-buahan sudah dibahas di poin 3 ya. Anjuran dari Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 41 Tahun 2014 adalah banyak makan sayuran dan cukup buah-buahan. Di dalam peraturan ini juga menyatakan bahwa konsumsi sayuran dan buah-buahan yang cukup dapat menurunkan risiko sulit buang air besar (BAB/sembelit) dan kegemukan.

6. Chapter 2 Mengenai Konsumsi Ayam Fillet (Tanpa Kulit) Atau Ikan Laut.

Informasi oke, tetapi berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 41 Tahun 2014, sebenarnya kita boleh mengonsumsi protein hewani dan nabati apapun dengan porsi 2-4 setiap harinya. Tidak hanya 2 jenis protein itu saja tetapi juga bisa mengonsumsi sumber protein lainnya yang juga dijelaskan dalam peraturan ini. Di buku ini juga dituliskan bahwa dokter menyarankan penulis mengonsumsi ikan laut karena gampang dicerna oleh tubuh. Hal ini disebabkan jaringan ikat pada ikan sedikit sehingga proteinnya lebih mudah dicerna. Ikan juga mengandung asam lemak tak jenuh rantai panjang berupa eicosapentaenoic acid (EPA) dan docosahexaenoic acid (DHA), selain itu kandungan kolesterol dalam ikan juga rendah. Tetapi pada saat ingin mengonsumsi ikan juga perlu diperhatikan kesegarannya. Ikan juga dapat mengandung polutan, toksin, parasit, serta logam berat (Oehlenschlager, 2012).

7. Chapter 3 terkait jadwal makan.

Jadwal makan yang dianjurkan memang 5-6 kali makan perhari dengan rincian 3x makan utama dan 2-3x selingan atau snack. Contoh jam makan adalah sarapan di pukul 7 pagi, selingan di pukul 10 pagi, makan siang di pukul 12 siang, selingan di pukul 4 sore, dan makan malam di pukul 7 malam. Mengapa kita perlu selingan atau snack? Selingan membantu kita agar tidak mengonsumsi makanan secara berlebihan di jam makan utama karena kita merasa terlalu lapar. Dengan adanya jam makan tersebut juga membantu tubuh kita untuk memproduksi enzim-enzim pencernaan secara teratur sehingga terhindar dari penyakit yang berkaitan dengan sistim pencernaan kita.

8. Chapter 4 Mengenai Jalan 45 Menit.

Boleh saja untuk dilakukan. Tetapi sebenarnya teman-teman sekalian dapat melakukan aktivitas fisik atau olah raga tidak hanya jalan. Bisa berbagai macam, yang penting adalah konsisten. Bahkan di Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 41 Tahun 2014 ada contoh program jalan kaki yang ternyata berbeda antara laki-laki dan perempuan. Aktivitas fisik ini berfungsi untuk menyeimbangkan antara energi yang masuk dan keluar dari dalam tubuh.

9. Chapter 5 Terkait Pola Tidur.

Pola tidur yang cukup dan teratur merupakan bagian dari hidup sehat. Hal ini memberikan waktu bagi tubuh teman-teman sekalian untuk beristirahat. Tetapi sebaiknya berikan jeda waktu jika teman-teman ingin tidur setelah makan agar proses pencernaan di dalam tubuh kita dapat berjalan dengan baik. 

Penelitian ilmiah dengan menggunakan metode systematic review, meta-analysis, dan meta-regression menunjukkan bahwa waktu tidur yang kurang dari 7 jam (short sleep duration) dan lebih dari 9 jam (long sleep duration) signifikan berkaitan dengan peningkatan risiko kematian, diabetes mellitus, hipertensi, penyakit jantung dan pembuluh darah, serta obesitas (Jike M, et al., 2018, Itani O, et al., 2017, Alvarez G & Ayas N, 2007). 3  1    Sehingga durasi tidur pun membutuhkan keputusan yang bijak yaitu antara 7 sampai 9 jam setiap harinya. 

Itu review dari kami ya. Semoga bermanfaat bagi teman-teman sekalian.

Yang perlu teman-teman ingat adalah food is food. Yang membuat itu menjadi buruk adalah kita sendiri karena kita mengonsumsi berlebihan atau justru kurang.

Tidak ada makanan tunggal yang memenuhi semua kebutuhan tubuh kita, kecuali ASI.

Itulah mengapa dalam sesi konsultasi gizi dewasa, kami selalu mengingatkan untuk mengonsumsi makanan yang bergizi seimbang dan bervariasi setiap hari.

Referensi
  1. Alvarez G & Ayas N. The impact of daily sleep duration on health: a review of the literature. Progress in Cardiovascular Nursing. 2007;9:56-59. doi: 1111/j.0889-7204.2004.02422.x
  2. Gerber M, Hoffman R. The Mediterranean diet: health, science and society. British Journal of Nutrition. 2015;113:S4-S10. doi:10.1017/S0007114514003912
  3. Itani O, Jike M, Watanabe N, Kaneita Y. Short sleep duration and health outcomes: a systematic review, meta-analysis, and meta-regression. Sleep Medicine. 2017;32:246-256. doi: 1016/j.sleep.2016.08.006
  4. Jike M, Itani O, Watanabe N, Buysse D, Kaneita Y. Long sleep duration and health outcomes: a systematic review, meta-analysis and meta-regression. Sleep Medicine Reviews. 2018;39:25-36. doi: 1016/j.smrv.2017.06.011
  5. Oehlenschlager J. Seafood: nutritional benefits and risk aspects. International Journal for Vitamin and Nutrition Research. 2012;82:168-176. doi: 1024/0300-9831/a000108
  6. Oguntibeju O. Diabetes Mellitus Insights and Perspectives. doi: 10.5772/3038
  7. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 28 Tahun 2019 tentang Angka Kecukupan Gizi yang Dianjurkan untuk Masyarakat Indonesia
  8. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 41 Tahun 2014 tentang Pedoman Gizi Seimbang
  9. Tjepkema M. Adult obesity. Health Reports. 2006;17:3:9-25.
  10. Tohill B, Seymour J, Serdula M, Khan L, Rolls B. What epidemiologic studies tell us about the relationship between fruit and vegetable consumption and body weight. Nutrition Reviews. 2004;62:365-374.
  11. Tosti V, Bertozzi B, Fontana L. Health benefits of the Mediterranean diet: metabolic and molecular mechanisms. Journals of Gerontology: Biological Sciences. 2018;3:318-326. doi:10.1093/gerona/glx227
  12. Utami F, Lee H, Su C, Guo Y, Tung Y, Huang S. Effects of calorie restriction plus fish oil supplementation on abnormal metabolic characteristics and the iron status of middle-aged obese women. Food & Function. 2018. doi: 10.1039/c7fo01787a

Ikuti kami di Instagram

© Gizigo.id 2020