Pola Konsumsi Fast food & Instant food Yang Baik
Pengetahuan Gizi
Pola Konsumsi Fast Food & Instant Food yang Baik
Apa benar fast food & instant food tidak sehat? Atau sebenarnya kamu tetap bisa sehat walaupun suka makan tersebut?
Yuk kita temukan jawabannya bersama Gizigo di artikel ini.
Kontributor
Aisyah Rahmah
Ditinjau oleh
Fasty Arum Utami, S. Gz., M.S.
Fasty merupakan ahli gizi dan auditor makanan di berbagai instansi di Indonesia, di sela-sela kesibukannya ia menulis buku best seller MPASI Gizi Tepat (2018) dan buku Kandungan Zat Gizi Makanan Khas Yogyakarta (2014).
Nggak cuma sering diutarakan, isu yang satu ini pasti sudah tertanam dalam pikiran masyarakat:
Bahaya konsumsi fast food dan instant food.
Jenis makanan ini seringkali dilarang untuk banyak kalangan artis, atlet maupun masyarakat. Terutama jika sedang membentuk tubuh.
Kenapa bisa begitu?
Toh, ayamnya digoreng dengan cara yang sama. Burger juga berisi berbagai macam sayuran dan daging di dalamnya.
Lalu, apa yang salah dengan makanan ini? Alasan apa yang mendasari makanan ini dilabeli makanan berbahaya, terutama bagi kesehatan kita?
Nah, sebelum baca lebih lanjut, kita samakan dulu persepsi tentang fast food dan instant food yuk!
Apa Itu Fast Food
Fast food adalah makanan yang bisa disajikan hanya dengan memanaskannya. Jadi restoran tidak butuh waktu yang lama untuk menyiapkannya.
Contohnya fried chicken, pizza, burger, gorengan, dan lain-lain.
Saat ini, sebagian dari orang yang mengkonsumsi makanan ini adalah para remaja sekolah. Waktu makan siang mereka habiskan dengan memesan fast food melalui aplikasi online yang sedang tren saat ini.
Sekedar tahu ya, sebenarnya kebiasaan memesan makanan lewat aplikasi tidak selalu bermanfaat baik lho untuk kamu!
Orang lain setidaknya melakukan sedikit aktivitas saat ingin makan. Misalnya berjalan ke warung makan dekat kantor. Sementara itu, kita hanya rebahan dan mengandalkan handphone supaya makanan diantarkan kepada kita.
Kebiasaan seperti ini bisa berkontribusi pada memburuhknya kesehatan tubuhmu.
Apa Itu Instant Food
Lalu, apa bedanya fast food tadi dengan instant food?
Instant food merupakan produk makanan yang sudah dikemas sehingga sangat mudah penyajiannya.
Ciri khasnya adalah cara penyajian. Umumnya cukup diberi atau dimasak dengan air panas selama 3-5 menit.
Contoh jenis makanan ini adalah mie instant, bubur instant, dan lain sebagainya.Banyak orang yang mengkonsumsi makanan ini berstatus mahasiswa, remaja sekolah, atau orang-orang yang sedang nge-kost.
Keterbatasan alat dan bahan makanan biasanya membuat instant food menjadi pilihan utama dan menghindari memasak makanan sendiri.
Terkadang karena terbiasa mengonsumsi instant food, saat mampir di warung makan maka yang ia pesan tetap saja mie instant.
Sungguh memprihatinkan, kan?
Kebiasaan makan seperti ini kurang baik, dan tentunya bisa mempengaruhi kesehatan kita.
Nah, kalau begitu pertanyaan selanjutnya nih:
Apa Restoran Padang termasuk Fast Food?
Jawabannya yang benar adalah “Bukan fast food”.Walaupun makanan di restoran Padang disajikan secara cepat, tapi makanan-makanan itu perlu waktu lama untuk memasaknya lho. Makanan yang tersaji sudah dimasak sebelumnya dan tinggal dihidangkan saja.
Hal ini berlaku juga untuk warung makan lain yang menyediakan banyak menu tapi sudah dimasak sebelumnya. Kamu tinggal mendatanginya lalu memilih menu yang diinginkan. Warung makan seperti ini sering disebut warteg.
Begitu pula dengan warung-warung sejenis lainnya ataupun usaha catering yang menyiapkan makanan prasmanan.
Yuk, sekarang kita balik lagi ke bahasan awal.
Apa Penyebab Fast Food & Instant Food Dicap “Makanan Tidak Menyehatkan”?
Jawabannya adalah kurangnya nutrisi.
Sebagian besar fast food memiliki kalori yang tinggi. Apalagi Instant food juga mengandung garam/gula yang tinggi. Kedua makanan tersebut cuma mengandung sedikit nutrisi lain jika dibandingkan dengan kadar kalorinya.
Tubuh kita tidak hanya membutuhkan karbohidrat dan lemak (sebagai sumber energi). Vitamin dan mineral lain juga diperlukan oleh tubuh. Misalnya untuk mengubah karbohidrat dan lemak tadi menjadi energi yang bisa diserap tubuh. Dari situlah kita mendapat tenaga untuk melakukan berbagai aktivitas kita. 2
Apa Benar Fast Food Tidak Sehat?
Fast food dan instant food bisa menjadi makanan yang sehat lho, asalkan kita dapat mengatur pola makan dengan baik.
Kalau kamu konsultasi gizi ke ahlinya, konsumsi kedua makanan itu tetap diperbolehkan. Tapi ada syaratnya, lho!
Bagaimana sih cara hidup sehat dengan tetap mengonsumsi Fast food dan instant food?
- Mengurangi jumlah dan frekuensi makan fast food. Ada studi yang meneliti soal ini lho! Lebih lengkapnya bisa kamu baca di bawah.
- Menambah sayur dan buah-buahan. Bukankah akan terasa lebih sehat dan lezat jika kamu tetap melengkapi vitamin dan mineral yang dibutuhkan tubuh?
- Melakukan aktivitas fisik. Misalnya berjalan untuk membeli makanan, bukan memesannya melalui aplikasi online.
Bagaimana frekuensi dan jumlah konsumsi fast food dan instant food yang baik?
Yuk kita perhatikan gambar di bawah ini:
Penelitian ini dilakukan oleh Nada Rahmi (2016), lulusan ilmu gizi Universitas Muhammadiyah Surakarta, dengan mengamati perilaku remaja putri SMA dan menggunakan uji Mann Whitne.
Ternyata gizi buruk bisa dihindari jika frekuensi makan fast food dibatasi 1-3x sebulan (sangat jarang) dengan jumlah kalori yang dikonsumsi yang sedikit atau kurang dari 244 kkal/hari.
Di zaman modern ini, jumlah kalori suatu makanan bisa diketahui melalui berbagai aplikasi yang dapat diunduh gratis melalui smartphone kita. 1
Apa Dampak Konsumsi Fast Food dan Instant Food yang Berlebihan?
Seperti yang sudah sering terjadi bahwa hal tersebut merupakan salah satu faktor timbulnya penyakit seperti: 2
- Gizi lebih/overweight,
- Obesitas,
- Penyakit jantung,
- Menyebabkan kolesterol tinggi,
- dan dampak-dampak lainnya.
Nah, teman-teman jangan lupa untuk menjaga pola makan kita ya, agar tubuh tetap sehat.
Lebih berhati-hati juga jika kita memang menderita penyakit yang hubungannya dengan pencernaan. Makanan untuk penderita GERD, hipertensi dan penyakit-penyakit lain perlu diperhatikan dengan lebih seksama dibanding orang yang sehat.
Referensi
- Rahmi, N. (2016). PERBEDAAN POLA KONSUMSI FAST FOOD DAN SOFT DRINK PADA REMAJA PUTRI OVERWEIGHT DAN NON OVERWEIGHT DI SMA ASSALAM SURAKARTA. Surakarta: Universitas Muhammadiyah Surakarta.
- Suswanti, I. (2012). Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Pemilihan Makanan Cepat Saji Pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah.