Pengetahuan Gizi

Panduan Lengkap MPASI

Pada 2 tahun pertama, kelebihan maupun kekurangan gizi tidak dapat diubah (irreversible). Kualitas hidup seorang anak akan terpengaruh baik secara jangka pendek maupun jangka panjang.

Artikel Gizigo kali ini akan membahas periode pengenalan makanan atau periode MPASI.

Foto Fasty Arum Utami
Ahli Gizi

Fasty Arum Utami, S. Gz., M.S.

Fasty merupakan ahli gizi dan auditor makanan di berbagai instansi di Indonesia, di sela-sela kesibukannya ia menulis buku best seller MPASI Gizi Tepat (2018) dan buku Kandungan Zat Gizi Makanan Khas Yogyakarta (2014).

Apa Itu MPASI dan Pengertiannya

Makanan pendamping air susu ibu atau MPASI adalah periode transisi dari ASI eksklusif ke makanan keluarga.

MP-ASI diberikan ketika bayi berusia 6 – 24 bulan karena ASI sudah tidak bisa memenuhi kebutuhan zat gizi pada anak untuk pertumbuhan dan perkembangannya.

Periode ini terbilang rawan karena banyak anak yang mengalami gizi kurang pada fase ini. 1 

Nilai Gizi MPASI
Kebutuhan Energi Harian ASI MPASI

Mengapa MPASI Penting?

Fase ini penting karena kekurangan atau kelebihan zat gizi pada usia 0-2 tahun umumnya berdampak pada kualitas hidup jangka pendek dan panjang. Terlebih lagi dampak tersebut umumnya tidak bisa diubah.
Pada awal kehidupan seorang bayi mengalami perkembangan otak, otot, dan tulang rangka yang cepat. Otak berkembang sebesar 95% pada usia 3 tahun pertama kehidupan. 2 

Anak yang mengalami gizi kurang pada usia 6 sampai 23 bulan akan lebih mudah mengalami anemia. Terjadinya anemia karena kekurangan zat besi sudah terbukti menurunkan skor kecerdasan pada anak sebanyak 10-15 poin. 3 

Asupan yang kurang pada usia ini (terutama zat gizi mikro seperti seng, kalium, dan magnesium) berisiko menurunkan kadar faktor pertumbuhan. Jika berlanjut, dapat terjadi stunting (perawakan pendek akibat kekurangan zat gizi) pada anak. 4 

Stunting berdampak pada hambatan perkembangan, penurunan kognitif, imunitas, serta penurunan kemampuan membakar lemak yang berisiko pada obesitas (kelebihan berat badan) serta penyakit degeneratif seperti hipertensi, diabetes mellitus tipe 2, dan penyakit kardiovaskular (berkaitan dengan jantung dan sistem pembuluh darah). 5 

Bagaimana Cara Pemberian MPASI yang Baik & Benar pada Anak

Badan kesehatan dunia atau World Health Organisation (WHO) pada tahun 2003 mengeluarkan rekomendasi tentang cara pemberian MP-ASI yang benar, yaitu MPASI yang baik adalah yang memenuhi 4 syarat: 6 

  1. TEPAT WAKTU.
    Makanan pendamping harus diberikan saat ASI eksklusif sudah tidak dapat memenuhi kebutuhan gizi bayi.
  2. ADEKUAT.
    Harus memiliki kandungan energi, protein, dan zat gizi mikro yang dapat memenuhi kebutuhan zat gizi bayi sesuai usianya.
  3. AMAN.
    Disiapkan dan disimpan dengan cara yang higienis, diberikan menggunakan tangan ataupun peralatan makan yang bersih.
  4. DIBERIKAN DENGAN CARA YANG BENAR.
    Pemberian makanan pendamping harus memperhatikan sinyal rasa lapar dan kenyang seorang anak. Frekuensi makan dan metode pemberian makanan harus dapat mendorong anak untuk mengonsumsi makanan secara aktif dalam jumlah yang cukup. Pemberian makanan bisa menggunakan tangan, sendok, atau makan sendiri (disesuaikan dengan usia dan tahap perkembangan seorang anak).

Periode MPASI adalah masa kritis untuk mengenalkan makanan padat secara bertahap sebagai stimulasi keterampilan mengunyah dan menelan.

Konsistensi makanan yang diberikan sebaiknya ditingkatkan seiring bertambahnya usia.

Mula-mula berikan makanan padat berupa bubur halus pada usia 6 bulan, kemudian makanan keluarga dengan tekstur lebih lunak dapat diperkenalkan sebelum usia 12 bulan.

Pada usia 12 bulan anak dapat diberikan makanan yang sama dengan makanan yang dimakan anggota keluarga lain. 7 

Bolehkan Menambahkan Garam & Gula pada MPASI

Garam dan gula dapat ditambahkan, TAPI ada peraturan untuk menambahkan kedua bahan tersebut sebagai bumbu.

National Health Service merekomendasikan asupan garam untuk anak sebagai berikut: 8 

  • Pada bayi (0-12 bulan) adalah <1 g per hari (setara dengan <0,4 g natrium).
  • Pada anak 1-3 tahun adalah 2 g per hari (setara 0,8 g natrium).

Oleh karena itu pendekatan yang bijak adalah memberikan garam secukupnya pada MPASI yang dimasak sendiri.

Bila Anda memberikan MPASI kemasan pada anak, maka harus memilih jenis yang khusus diproduksi untuk bayi dengan mencantumkan ijin BPOM (Badan Pengawas Obat dan Makanan).

Rekomendasi Asupan Garam Natrium untuk MPASI

Bagaimana dengan menambahkan gula?

Penambahan gula untuk MPASI yang diolah di rumah dengan tujuan memperkaya rasa dapat dilakukan bila dibutuhkan.

Penambahan sukrosa atau glukosa tidak boleh melebihi 5 g/100 kkal (setara dengan 1 sendok teh peres per-100 kkal MPASI yang dipersiapkan), sedangkan penambahan fruktosa tidak boleh melebihi 2,5 g/100 kkal (setara dengan ½ sendok teh peres per-100 kkal MPASI yang dipersiapkan). 9 

Tahapan Pemberian MPASI untuk Berbagai Usia Anak

Jumlah, bentuk dan frekuensi pemberian MPASI harus dilakukan bertahap. Berikut ini tahapan pemberiannya untuk anak Anda: 10 

  1. USIA 6 BULAN
    Pada usia ini ASI sudah tidak bisa memenuhi kebutuhan zat gizi bayi. Perlu adanya makanan tambahan untuk mengatasinya. Pemberian cukup dilakukan 2 kali perhari dengan 2-3 sendok makan setiap kali pemberian. Konsistensi makanan pada tahap ini adalah kental.
  2. USIA 7-8 BULAN
    MPASI yang diberikan harus sudah mulai meningkat volume, frekuensi, serta konsistensinya. MPASI dapat diberikan 3 kali perhari dengan penambahan lemak dan minyak sebagai sumber energi dan membuat rasa makanan lebih enak. Pada usia ini anak dapat dikenalkan bubur dengan porsi setengah mangkuk makan bayi.
    Pada usia 8 bulan bayi juga mulai dikenalkan dengan finger food (snack).
  3. USIA 9-12 BULAN
    MPASI dapat diberikan 4 kali dengan tambahan snack. Pada usia 12 bulan, bayi diharapkan dapat mulai mengonsumsi makanan seperti anggota keluarga lainnya.

Selain hal-hal di atas, jangan lupa perhatikan kebersihan bahan, peralatan, dan orang yang mempersiapkan makanan pendamping.


Pemberian MPASI juga perlu memperhatikan anak pada saat buang air besar. Jika anak merasakan kesulitan pada saat buang air besar, maka bentuk makanan tidak perlu buru-buru dinaikkan bentuknya.

Misalnya kemarin anak mengonsumsi bubur nasi kemudian hari ini anak mengonsumsi nasi tim. Apabila pada saat anak mengonsumsi nasi tim merasa kesulitan buang air besar, maka bubur nasi bisa diberikan sampai anak siap mengonsumsi nasi tim.

Untuk mencari tahu resep-resep MPASI pada setiap usia anak, Anda bisa klik tautan berwarna orange berikut ini:
Resep NASI TIM untuk MPASI
Resep BUBUR untuk MPASI
Resep PUREE untuk MPASI
Resep FINGER FOOD untuk MPASI

Diagram Cara Memberikan MPASI Anak Bayi Balita

Pertanyaan Populer seputar MPASI

Seiring perjalanan Gizigo, kami sering mendapat bermacam-macam pertanyaan MPASI di setiap acara kami.

Misalnya:

“Aman nggak kalau disimpan di kulkas?”

“Boleh nggak kalau pakai sayur?”

“Apa harus masaknya pakai slow cooker?”

Ahli Gizi kami (Ira Dwijayanti, S.Gz., M.S.) akan menjawab 24 pertanyaan yang sering ditanyakan para Bunda ya.

PERTANYAAN:

Apakah Boleh Menghangatkan MPASI dengan Kukusan?

Foto Ira Dwijayanti
Jawaban Ahli Gizi

Ira Dwijayanti, S. Gz., M.S.

BOLEH, tapi pastikan suhu pemanasan minimal 70° Celsius.

Proses penghangatan dengan suhu di atas 70° Celsius dimaksudkan agar MPASI terhindar dari kemungkinan adanya kontaminasi bakteri.
 

PERTANYAAN:

Apakah Boleh Bayi Berusia 6 Bulan Mengkonsumsi Air Putih?

Foto Ira Dwijayanti
Jawaban Ahli Gizi

Ira Dwijayanti, S. Gz., M.S.

BOLEH.

Air putih boleh diminumkan atau dikonsumsi bayi saat dia mulai masuk usia 6 bulan.
 

PERTANYAAN:

Mengapa Kita Tidak Boleh Memberi Makan sebagai Hadiah (Reward) pada Bayi?

Foto Ira Dwijayanti
Jawaban Ahli Gizi

Ira Dwijayanti, S. Gz., M.S.

Pada usia bayi, sebaiknya dihindari memberikan makanan sebagai hadiah/imbalan kepada anak.

Sebagai orang tua, kita harus memberikan kesempatan pada bayi agar dapat belajar mengenali rasa lapar dan kenyang secara alami.
 

PERTANYAAN:

Bagaimana Membedakan Tanda Bayi yang Lapar ingin Makan dengan Tanda Bayi ingin Menyusu?

Foto Ira Dwijayanti
Jawaban Ahli Gizi

Ira Dwijayanti, S. Gz., M.S.

TIDAK PERLU DIBEDAKAN. Bayi hanya mengenali rasa lapar dan kenyang, belum bisa memilih ingin susu atau makanan

Silakan mengikuti jadwal pemberian MPASI dan ASI/susu formula (sufor) sesuai ritme bayi. Hindari tumpang tindih antara pemberian makanan pendamping dan ASI/sufor.
 

PERTANYAAN:

Mengapa Bayi harus Menghindari Konsumsi Jus Buah? Apa Bedanya dengan Puree Buah?

Foto Ira Dwijayanti
Jawaban Ahli Gizi

Ira Dwijayanti, S. Gz., M.S.

Memberikan jus buah kepada bayi perlu dihindari karena kandungan gulanya

Jus buah berbeda dengan puree buah. 
Komposisi jus buah biasanya sedikit buah, banyak air dan gula.

Sedangkan puree buah adalah buah asli yang dikukus atau direbus, kemudian dilumatkan. Puree mengandung air dan sedikit atau tanpa gula.

PERTANYAAN:

Kenapa Bayi harus Menghindari MPASI dengan Kandungan Lemak Tinggi? Bukankah Lemak Bagus untuk Bayi?

Foto Ira Dwijayanti
Jawaban Ahli Gizi

Ira Dwijayanti, S. Gz., M.S.

Memberikan MPASI dengan kandungan lemak tinggi kepada bayi perlu dihindari agar komposisi asupan gizinya tidak timpang

Kebutuhan lemak bayi 30-45% dari kebutuhan kalori setiap hari. Jika kandungan lemak pada bayi terlalu tinggi, maka kandungan karbohidrat dan protein menjadi tidak seimbang.
 

PERTANYAAN:

Apakah Aman Memberikan Frozen Food untuk MPASI kepada Anak?

Foto Ira Dwijayanti
Jawaban Ahli Gizi

Ira Dwijayanti, S. Gz., M.S.

Sebaiknya dihindari memberikan frozen food untuk MPASI anak

Frozen food biasanya memiliki kandungan natrium yang tinggi.
 
Tapi sebaliknya, jika Bunda membuat MPASI homemade atau buatan sendiri lalu disimpan dalam freezer, maka tidak apa-apa MPASI-nya diberikan pada anak.
 

PERTANYAAN:

Kapan Bayi bisa Mulai Diberikan Makanan Lengkap (baik dari Sumber Karbohidrat, Lauk Hewani dan Nabati, Sayur dan Buah)?

Foto Ira Dwijayanti
Jawaban Ahli Gizi

Ira Dwijayanti, S. Gz., M.S.

Sejak awal memulai MPASI

Bayi dapat diberikan menu makanan lengkap sejak umur 6 bulan (masa awal dia memulai MPASI).
 

PERTANYAAN:

Sampai Berapa Lama MPASI masih Layak Dikonsumsi?

Foto Ira Dwijayanti
Jawaban Ahli Gizi

Ira Dwijayanti, S. Gz., M.S.

MPASI memiliki umur layak konsumsi yang berbeda tergantung cara penyimpanannya

MPASI aman jika disimpan dalam suhu ruangan maksimal 2 jam, chiller atau lemari pendingin 1 hari, dan freezer 2 hari.
 
Jangan lupa untuk menghangatkan makanan pendamping tadi terlebih dulu pada suhu minimal 70° Celsius.
 

PERTANYAAN:

Bolehkan Memberi MPASI dengan Menu yang Sama untuk Makan dalam Sehari?

Foto Ira Dwijayanti
Jawaban Ahli Gizi

Ira Dwijayanti, S. Gz., M.S.

BOLEH. MPASI boleh diberikan dengan menu yang sama seharian selama anak mau makan.

Sebagai gantinya, selingan atau snack yang diberikan sebaiknya dijadikan lebih beragam.
 

PERTANYAAN:

Benarkah Pembuatan MPASI harus Menggunakan Slow Cooker agar Vitamin dalam Makanan tetap Terjaga?

Foto Ira Dwijayanti
Jawaban Ahli Gizi

Ira Dwijayanti, S. Gz., M.S.

TIDAK HARUS. Bunda boleh menggunakan metode apapun untuk memasak MPASI.

Tidak ada metode pemasakan yang lebih baik dari lainnya, karena tetap akan ada pengurangan kandungan zat gizi saat memakai metode apapun.
 
Silakan menggunakan alat masak yang tersedia di dapur saja untuk membuat MPASI.
 

PERTANYAAN:

Kapan Boleh Memberikan Gula dan Garam pada Makanan Anak?

Foto Ira Dwijayanti
Jawaban Ahli Gizi

Ira Dwijayanti, S. Gz., M.S.

Penambahan gula dan garam boleh diberikan sejak awal ASALKAN tidak melebihi ketentuan.

National Health Service merekomendasikan asupan untuk anak sebagai berikut:
 
Pada bayi usia 0-12 bulan adalah <1 gram per hari (setara dengan 0,4 gram natrium).
 
Penambahan sukrosa atau glukosa tidak boleh melebihi 5 gram/100 kkal (setara dengan 1 sendok teh peres per-100 kkal MPASI yang dipersiapkan). 
 
Sedangkan penambahan fruktosa tidak boleh melebihi 2,5 gram/100 kkal (setara dengan 1/2 sendok teh peres per-100 kkal MPASI yang disiapkan).
 

PERTANYAAN:

Saat ingin Menaikkan Tekstur Makanan, Bayi Menyembur Makanan Tersebut. Bagaimana Mengatasinya?

Foto Ira Dwijayanti
Jawaban Ahli Gizi

Ira Dwijayanti, S. Gz., M.S.

Berikan makanan secara pelan-pelan dan ciptakan kondisi yang menyenangkan.
 
Ibu juga bisa mencoba untuk menaikkan dan menurunkan tekstur secara perlahan agar bayi mulai terbiasa terlebih dahulu.
 

PERTANYAAN:

Apakah Tidak Apa-apa Jika Bayi Cenderung Suka Jenis Makanan Tertentu dan Menolak yang Lainnya?

Foto Ira Dwijayanti
Jawaban Ahli Gizi

Ira Dwijayanti, S. Gz., M.S.

Bayi bisa dikatakan tidak suka makanan tertentu jika dia terus menolak diberikan makanan tersebut sebanyak 10-15 kali.
 
Jadi Bunda jangan mudah menyerah dulu ya.
 

PERTANYAAN:

Anak Saya Tidak Mau Makan Menggunakan Sendok. Biasanya Diganti dengan Biskuit. Bagaimana agar Anak mau Makan dengan Sendok?

Foto Ira Dwijayanti
Jawaban Ahli Gizi

Ira Dwijayanti, S. Gz., M.S.

Tidak masalah jika bayi belum mau menggunakan sendok.
 
Sebagai solusinya, bisa coba carikan sendok yang lucu dan berwarna-warni ya, Bunda.
 

PERTANYAAN:

Kira-kira Butuh Berapa Sendok Makan Minyak per Hari untuk MPASI ya?

Foto Ira Dwijayanti
Jawaban Ahli Gizi

Ira Dwijayanti, S. Gz., M.S.

Bayi dapat diberikan minyak sekitar 1,5-2 sendok makan per hari.
 
Kebutuhan lemak pada MPASI adalah 30-45% dari kebutuhan sehari.
 

PERTANYAAN:

Kapan Kita Tahu kalau Anak bisa Naik Tekstur Makanan?

Foto Ira Dwijayanti
Jawaban Ahli Gizi

Ira Dwijayanti, S. Gz., M.S.

Ada beberapa faktor yang bisa diperhatikan untuk mengetahui apakah anak sudah bisa naik tekstur makanannya atau belum.
 
Selain faktor umur, kemampuan mengunyah dan menelan bayi juga berperan penting untuk kesiapan kenaikan tekstur.
 

PERTANYAAN:

Betulkah jika Pemberian Sayur dan Buah Sedikit saja, hanya untuk Perkenalan?

Foto Ira Dwijayanti
Jawaban Ahli Gizi

Ira Dwijayanti, S. Gz., M.S.

BETUL, karena sayur dan buah mengandung serat yang dapat menghambat penyerapan zat besi. 
 
Padahal di usia MPASI, anak sangat butuh sekali zat besi untuk tumbuh kembangnya. Jadi pemberian sayur dan buah tidak perlu berlebihan jumlahnya.
 

PERTANYAAN:

Bagaimana jika Bayi Lebih Suka MPASI Fortifikasi dibandingkan Masakan Ibunya?

Foto Ira Dwijayanti
Jawaban Ahli Gizi

Ira Dwijayanti, S. Gz., M.S.

TIDAK APA-APA, tidak ada yang salah dengan MPASI fortifikasi. 
 
Bunda tetap dapat melatih dengan sabar agar anak suka dengan masakan ibunya. Masakan ibu adalah makanan paling lezat.
 

PERTANYAAN:

Bolehkah Menyimpan MPASI dengan Bahan Makanan Lain di Kulkas?

Foto Ira Dwijayanti
Jawaban Ahli Gizi

Ira Dwijayanti, S. Gz., M.S.

BOLEH, tapi harus memperhatikan beberapa poin penting untuk keamanan makanan.

 

  1. Hindari kontaminasi MPASI dengan cara menyediakan kontainer makanan khusus MPASI yang tertutup rapat. 
  2. Hindari menyimpan terlalu banyak makanan di kulkas karena dapat menurunkan suhu kulkas
  3. Letakkan kontainer MPASI pada bagian kulkas yang lebih dalam, bukan di pintu kulkas karena suhu kurang dari 5° Celcius.

PERTANYAAN:

Apa Penyebab Anak Trauma Makan?

Foto Ira Dwijayanti
Jawaban Ahli Gizi

Ira Dwijayanti, S. Gz., M.S.

Trauma dapat terjadi pada anak saat proses makan.
 
Trauma makan biasanya adalah salah satu akibat dari paksaan untuk makan.
 

PERTANYAAN:

Kapan Anak boleh Diberikan Yogurt dan Keju?

Foto Ira Dwijayanti
Jawaban Ahli Gizi

Ira Dwijayanti, S. Gz., M.S.

Sejak anak berusia 6 bulan.
 
Yogurt atau keju merupakan turunan produk susu sapi. Keduanya boleh diberikan kepada bayi usia 6 bulan.
 
Hindari yogurt atau keju jika bayi menunjukkan tanda alergi susu sapi.
 

PERTANYAAN:

Bolehkan Memberikan MPASI Fortifikasi kepada Bayi?

Foto Ira Dwijayanti
Jawaban Ahli Gizi

Ira Dwijayanti, S. Gz., M.S.

BOLEH, tidak apa-apa jika memberikan MPASI fortifikasi kepada bayi.
 
Boleh. MPASI fortifikasi memiliki salah satu keunggulan yaitu memiliki informasi nilai gizi yang terukur.
 
Pastikan untuk memperhatikan label informasi nilai gizi pada setiap kemasan MPASI fortifikasi.
 

Artikel Terkait Lainnya

Referensi
  1. FAO European Union Food Facility Project. 2011. Complementary Feeding for Children Aged 6-23 Months.
  2. Rekomendasi Ikatan Dokter Anak Indonesia. 2015. Rekomendasi Praktik Pemberian Makan Berbasis Bukti pada Bayi dan Batita di Indonesia untuk Mencegah Malnutrisi. Unit Kerja Koordinasi Nutrisi dan Penyakit Metabolik Ikatan Dokter Anak Indonesia.
  3. Lestari ED, Moelya AG, Rohana E, Wiboworini B. Relation of complementary foods and anemia in urban underprivileged children in Surakarta. Paediatr Indones 2007;47:196-201.
  4. Grantham-McGregor S, Ani C. A Review of Studies on the Effect of Iron Deficiency on Cognitive Development in Children. J Nutr. 2001;131:649S–668S.
  5. Stewart CP, Ianotti L, Dewey KG, Michaelsen KF, Onyango AW. Contextualising complementary feeding in a broader framework for stunting prevention. Maternal Child Nutr. 2013;9(Suppl. 2):27–45.
  6. WHO. Global strategy for infant and young child feeding. Geneva: World Health Organization; 2003.
  7. World Health Organization – Pan American Health Organization. Guiding Principles for Complementary Feeding of the Breastfed Child. Geneva; WHO-PAHO; 2003.
  8. Dietary Reference Intakes for Water, Potassium, Sodium, Chloride, and Sulfate. Panel on Dietary Reference Intakes for Electrolytes and Water, Standing Committee on the Scientific Evaluation of Dietary Reference Intakes. National Academy Press; 2004.
  9. CODEX STAN 074-1981, REV. 1-2006. Codex standard for processed cereal- based foods for infants and young children.
  10. Unicef. Key Messages Booklet. The Community Infant and Young Child Feeding Counselling Package.