jenis bahan untuk bungkus makanan kemasan

Bahan untuk Kemasan Makanan

Saat ini makanan maupun minuman kemasan sangat mudah dijumpai dalam kehidupan sehari-hari. Baik dari makanan olahan, makanan cepat saji, ataupun makanan dan minuman ringan seperti snack, susu, serta berbagai jenis kopi dan teh.

Dengan banyaknya jenis produk yang ada, kemasan yang hadir pun berkembang pesat mengikuti gaya hidup masyarakat. Yuk, kita kenali berbagai jenis kemasan yang ada di pasaran!

Seiring dengan perkembangan teknologi, jenis dan bentuk kemasan berubah menyesuaikan fungsi dan produknya. Kemasan bukan hanya sebuah bungkus, melainkan dapat menjadi pelindung produk dari kerusakan, misalnya seperti paparan cahaya, panas, mikroba dan serangga.2

Tak hanya itu, biasanya kemasan juga dapat digunakan sebagai wadah setelah produk tersebut habis. Kemasan yang digunakan juga berpengaruh terhadap nilai jual dari suatu produk. Semakin menarik dan kreatif kemasan suatu produk, maka konsumen akan semakin penasaran untuk mencoba produk tersebut.

Seberapa Pentingkah Pemilihan Bahan Kemasan?

Tak hanya dari sampul dan bentuknya, pembuatan kemasan dari suatu produk juga harus mempertimbangkan bahan bakunya.

Dilansir dari buku “Kemasan Produk Olahan”, beberapa hal yang digunakan sebagai pertimbangan suatu bahan untuk dapat dijadikan kemasan diantaranya yaitu pastikan kemasan memiliki daya bungkus yang baik dan mudah, kemasan harus melindungi produk dari berbagai risiko, kemasan harus memiliki daya tarik tertentu seperti kelengkapan informasi produk, bentuk, warna, serta kemasan harus memiliki ukuran, bentuk, dan bobot sesuai standar, mudah dibuang, dibentuk atau dicetak.4

Pemilihan bahan baku dari sebuah kemasan menjadi hal penting karena sangat berpengaruh terhadap makanan maupun minuman di dalamnya. Komponen kimia dari bahan baku kemasan dipercayai dapat membahayakan kesehatan. Baik kemasan yang berbahan kertas, kaca maupun plastik telah memiliki standar tertentu dalam hal keamanannya.

Tentunya sebagian besar ibu rumah tangga pasti tak asing lagi dengan kemasan plastik. Salah satu contohnya penggunaan wadah plastik tanpa label “BPA free”.

BPA atau biasa disebut bisphenol pada plastik dapat menyebabkan gangguan kesehatan, khususnya pada bayi dapat mengganggu perkembangan organ dan sistem saraf. Pada pria dapat menurunkan produksi sperma hingga kanker testis, kemudian pada perempuan dapat menyebabkan gangguan perkembangan dinding rahim sehingga meningkatkan risiko gangguan fertilitas dan kanker payudara.18

Tidak sampai disitu saja, penggunaan plastik sebagai bahan kemasan dinilai kurang ramah lingkungan. Mengapa? Pasalnya, sampah plastik yang tertimbun di dalam tanah akan menimbulkan cemaran pada air tanah.

Penggunaan plastik pada kemasan makanan dalam jumlah besar juga menimbulkan pencemaran besar-besaran, dikarenakan butuh waktu sekitar 100 sampai 500 tahun untuk sampah plastik dapat mengurai secara sempurna.3

Macam-macam Bahan Kemasan yang Biasa Terdapat di Pasaran

Lalu kira-kira sebenarnya berapa banyak sih jenis bahan kemasan yang terdapat di pasaran? Yuk, simak penjelasannya!5

A. Kemasan Modern

Bahan kemasan yang termasuk ke dalam kemasan modern, dikategorikan berdasarkan waktu penggunaannya :

  • Kemasan Sekali Pakai. Kemasan sekali pakai yang kita ketahui biasanya dipakai hanya sekali dan harus langsung dibuang, karena bahannya yang tidak aman apabila digunakan kembali. Misalnya bungkus plastik permen, bungkus karton teh ataupun susu, bungkus plastik berbagai snack, serta bungkus kaleng sarden, kornet maupun manisan buah.
  • Kemasan Berulang kali Pakai (Multitrip). Kemasan yang dapat digunakan berulang kali atau biasa dimanfaatkan lagi untuk produk refill (isi ulang), biasanya berasal dari berbagai produk minuman, kecap ataupun saus yang berbentuk botol ataupun jar dari kaca. Namun, kemasan jenis multitrip memiliki risiko kontaminasi cukup tinggi sehingga perlu diperhatikan kebersihan dalam menggunakannya.
  • Kemasan Tidak Dibuang (Semi Disposable). Kemasan ini biasanya dimanfaatkan kembali oleh konsumen, namun digunakan untuk produk lain, misalnya kaleng biskuit, kaleng susu yang dapat diisi dengan makanan seperti kerupuk, gula dan lain sebagainya. Sama dengan kemasan multitrip, kemasan ini juga memerlukan perhatian khusus mengenai kebersihan dikarenakan risiko kontaminasinya yang tinggi.

B. Kemasan Tradisional

Tak hanya kemasan modern, ternyata ada juga loh jenis kemasan tradisional, umumnya berbahan dari alam, diantaranya:

  • Daun segar. Daun segar yang biasa digunakan sebagai pembungkus misalnya daun pisang, daun jati, daun bambu, daun kelapa serta daun jagung. Daun segar yang biasanya dijadikan pembungkus umumnya tidak bisa menyimpan dalam jangka waktu yang lama.
  • Daun kering. Selain daun segar, daun kering yang biasanya digunakan seperti daun jagung dan daun aren lalu dikeringkan dan digunakan sebagai pembungkus. Biasanya daun yang dikeringkan untuk kemasan produk ini, seperti daun jagung dan daun aren. Biasanya daun kering ini digunakan untuk membungkus makanan manis seperti dodol atau aneka jajanan pasar. Kelebihan dari daun kering ini adalah bisa lebih awet dibandingkan daun segar.
  • Bambu. Penggunaan bambu dalam membungkus makanan biasanya sebagai lapisan luar kemasan. Di pasaran, bungkus berbahan bambu bisa ditemukan dalam bentuk besek atau keranjang makanan. tinggi.
  • Rami. Rami atau yang biasa kita kenal sebagai bahan dari karung goni ternyata juga dipakai untuk membungkus makanan, biasanya dimanfaatkan untuk membungkus biji-bijian.
  • Kain. Bahan kemasan makanan yang berasal dari kain biasa kita temukan untuk membungkus tepung. Kemasan kain bisa dicuci kembali namun rentan oleh cemaran.

Jenis Kemasan yang Berbahaya bagi Tubuh

Setelah mengenali berbagai jenis kemasan dan dampak buruk dari salahnya pemilihan bahan kemasan, lalu apa saja bahan kemasan yang harus kita hindari?6

A. Kertas Bekas

Kita sering menemui pedagang gorengan maupun jajanan pasar yang menggunakan kertas bekas, seperti kertas koran ataupun kertas ujian yang masih terdapat tinta di kertasnya.

Kertas bekas yang difungsikan untuk pembungkus makanan dinilai berbahaya dan tidak layak untuk menjadi pembungkus makanan karena memiliki kandungan timbal.

Timbal yang bertemu dengan makanan olahan minyak dapat menyebabkan berpindahnya kandungan timbal ke dalam makanan yang ada di dalamnya. Jika termakan dan masuk ke dalam tubuh kita, dapat mengganggu sistem saraf pusat, saluran cerna, hingga menimbulkan kanker.

B. Styrofoam

Generasi millenial pasti sudah tak asing lagi dengan kemasan berbahan styrofoam.

Kemasan ini sering kita temui pada makanan yang kita pesan menggunakan aplikasi online. Styrofoam telah menjadi pembungkus favorit tukang bubur ayam, tukang nasi goreng, tukang siomay dan lain sebagainya.

Styrofoam berbahan dasar dari busa plastik yang salah satu komponennya berupa polisterin. Komponen kimia tersebut apabila terserap ke dalam makanan dapat menjadi racun dan menyebabkan gangguan pada sistem hormon, sistem reproduksi, hingga menjadi penyebab kanker. Sehingga makanan yang terlalu panas dan terlalu lama disimpan tidak disarankan menggunakan styrofoam.

C. Plastik Non Food Grade

Sebenarnya, tidak semua plastik berbahaya bagi kemasan. Beberapa plastik yang perlu kita waspadai dalam memilih produk makanan maupun minuman adalah plastik yang memiliki kandungan BPA (bisphenol), melamin, serta PVC (polyvinyl clorida).

Kemasan plastik dengan kandungan tersebut dapat muncul pada berbagai produk makanan bahkan minuman. Sehingga dalam mengatasinya, kita harus bijak dalam memilih produk berkemasan plastik dengan logo food grade.

Apa Saja Kemasan yang Aman bagi Kesehatan?

Lalu bagaimanakah cara kita jajan dengan kemasan yang aman?

Yuk simak penjelasan Gizigo mengenai wadah alternatif yang tidak memiliki efek buruk bagi kesehatan.3

A. Kertas Pembungkus Makanan

Jika kita menemukan jajanan dengan kemasan plastik, kita dapat menggantinya dengan kertas minyak yang digunakan memang untuk makanan, sehingga lebih aman dan tepat guna.

B. Gelas / Mangkuk Berbahan Stainless

Tak jarang kita menemukan pedagang mie atau cilok menggunakan gelas atau mangkuk plastik untuk menghidangkan makanan panas.

Untuk mencegah efek buruk pada kesehatan, maka kita dapat menggunakan gelas atau mangkuk berbahan stainless, sehingga lebih tahan panas.

C. Tempat Makan Food Grade

Beberapa warung ataupun tempat makan yang sering kita jumpai di pinggir jalan terkadang masih menggunakan styrofoam sebagai alat saji untuk pelanggan take away.

Sebagai gantinya, kita bisa membawa tempat makan food grade untuk menghindari risiko dari bahan kimia styrofoam.

Lantas, bagaimana dengan makanan siap saji yang tersedia di supermarket? Apakah aman?

Tentunya aman, asalkan kita dapat memahami dan memfungsikan dengan baik kemasan dari produk-produk tersebut. Baik itu produk dengan kemasan sekali pakai maupun produk dengan kemasan yang dapat digunakan berulang kali, kita harus bisa menggunakan dengan bijak.

Tips Perawatan untuk Kemasan Makanan Berulang Kali Pakai

Sebagai konsumen tentunya kita juga memiliki jiwa ekonomis yang menimbulkan kebiasaan me-“reuse” atau menggunakan kembali kemasan dari produk yang telah kita beli. Apakah semua produk kemasannya dapat digunakan kembali? Lantas bagaimana cara merawatnya?

Jangan khawatir! Gizigo akan memberi beberapa tips, diantaranya:7

  • Pastikan kemasan memiliki logo PP dengan angka 5 atau label food grade dengan simbol gelas dan garpu.
logo pp 5 plastik
logo food grade kemasan


  • Setelah produk habis, pastikan untuk mencuci bersih wadah tersebut dengan sabun kemudian ulangi dengan air panas sehingga steril.
  • Sebelum digunakan kembali, pastikan wadah telah kering sempurna.
  • Gunakan wadah sesuai fungsinya, wadah makanan untuk produk makanan dan wadah minuman untuk produk minuman.

Kesimpulan

Berbagai kemasan makanan dan minuman yang telah mendampingi kita sehari-hari perlu diperhatikan lagi mengenai jenisnya. Baik dari makanan atau minuman olahan, cepat saji maupun jajanan yang sering kita temukan di pinggir jalan, kita harus mencari tau terkait keamanannya dalam produk yang akan kita konsumsi.

Apapun jenis kemasan yang kita gunakan, kita harus memastikan keamanan, paparan risiko serta bisa memfungsikan dengan baik kemasan dari produk-produk tersebut dengan bijak.

Referensi

  1. BPOM R.I, 2009. Direktorat Pengawasan Produk dan Bahan Berbahaya Badan POM RI, Sistem Keamanan Terpadu Peralatan Makan dan Minum, Jakarta.
  2. Claudio, Luz. 2012. Our Food : Packaging and Public Health. Environmental Health Perspectives Article.
  3. Gunadi, Iswan., & Ansharullah. 2018. Minimalisasi Penggunaan Produk Kemasan Plastik Makanan Jajanan Siswa Sekolah Dasar. Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat.
  4. Karuniastuti, Nurhenu. 2016. Bahaya Plastik Terhadap Kesehatan dan Lingkungan. Jurnal Forum Teknologi. 3(1).
  5. Krissetiana, H. 2014. Kemasan Produk Olahan. Yogyakarta : Citra Aji Parama.
  6. Mukminah, Al Izzah. Bahaya Wadah Styrofoam dan Alternatif Penggantinya. Majalah Farmasetika. 4(2), pp: 32-34.
  7. Sucipta, Nyoman., Suriasih, Ketut., & Kencana, Pandu, K.D. 2017. Pengemasan Pangan. Bali : Udayana University Press.
  8. Wallach MD. 2007. Interpretation of Diagnostic Test, Eight Edition. Philadelphia: Lippincott Williams and Wilkins.


Kontributor

Sheva Pangestika

Sheva adalah intern Gizigo 2022 dari Jurusan Gizi Kesehatan Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta. Sheva bisa dihubungi di sini

Similar Posts