Minuman Manis & Gula
Tren konsumsi minuman manis kekinian di Indonesia semakin hari semakin meningkat.
Kali ini Gizigo akan membahas mengenai fenomena tersebut, serta bagaimana dampaknya bagi kesehatan tubuh kita.
Yasmin Aulia Rahmah
Dewasa ini, banyak muncul berbagai macam minuman manis, atau yang biasa kita sebut dengan minuman kekinian. Banyak kawula muda yang penasaran ingin mencoba jenis minuman “viral” ini, terlebih karena harganya yang relatif terjangkau, mudahnya akses untuk dipesan secara daring, rasanya manis dan menyegarkan ketika dikonsumsi, serta kemasannya yang “instagramable”.
Akan tetapi, apakah Anda tahu bahwa mengonsumsi minuman dengan kandungan gula yang cukup tinggi dalam sehari dapat memberikan dampak yang kurang baik dalam tubuh?
Mari kita bahas lebih lanjut dalam artikel berikut.
Apa Itu Gula?
Sebelum membahas lebih lanjut mengenai minuman manis kekinian, yuk kita kenali terlebih dahulu mengenai gula. Simak penjelasan berikut ya!
Gula hampir selalu ada di setiap olahan makanan ataupun minuman. Gula merupakan salah satu bumbu dapur dengan bentuk seperti kristal putih yang memiliki rasa manis. Gula termasuk kedalam jenis karbohidrat yang digunakan sebagai pemanis. Dalam dunia industri pangan, gula digunakan sebagai istilah untuk menyatakan sukrosa, yaitu gula yang diekstrak dari tebu atau bit.1
Selain gula tebu, pemanis lain yang umumnya digunakan pada industri pangan diantaranya seperti madu, sirup glukosa, glukosa kristal, fruktosa, maltosa, laktosa, gula invert, sorbitol dan manitol, gliserin, maupun pemanis buatan seperti sakarin dan siklamat.1
Apa saja Fungsi Gula?
Tidak hanya sebagai pemberi rasa manis saja, ternyata gula juga memiliki kegunaan lainnya lho dalam industri pangan!
Berikut adalah beberapa fungsi lain dari gula yang biasa kita gunakan dalam kehidupan sehari-hari:12
- Memberikan rasa manis pada makanan ataupun minuman.
- Menutupi cita rasa yang kurang mengenakkan, sehingga dapat meningkatkan penerimaan suatu olahan pangan.
- Sebagai bahan pengawetan aneka produk pangan.
- Sebagai sumber kalori (1 gram gula setara dengan 4 kkal).
- Memengaruhi tekstur roti atau kue panggang menjadi lebih lunak dan basah.
- Menyempurnakan rasa asam pada minuman penyegar dan minuman ringan.
- Menghasilkan zat warna cokelat melalui reaksi maillard.
- Menambah stabilitas dalam pembuatan selai dan jeli.
Minuman dengan Pemanis (Sugar-sweetened Beverages
Jenis minuman manis kekinian yang saat ini “viral” di kalangan kawula muda di Indonesia dapat dikategorikan sebagai Sugar-sweetened beverages (SBS). Jenis minuman ini mengandung tinggi gula, namun memiliki nilai gizi yang rendah.3
Sugar-sweetened beverages adalah segala jenis minuman yang diberikan pemanis dalam berbagai bentuk gula, seperti glukosa, laktosa, maltosa, fruktosa, sukrosa, dekstrosa, madu, brown sugar, corn sweetener, corn syrup, high-fructose corn syrup (HFCS), malt syrup, molasses, serta raw sugar.4
Rata-rata jumlah kalori yang diperoleh dari minuman manis adalah sebesar 400 kkal/hari atau setara dengan 25-30% dari total kebutuhan harian yang dibutuhkan oleh setiap individu. Jumlah kalori yang dihasilkan tersebut hampir setara dengan 2 porsi nasi (1 porsi nasi = 100 gram = 180 kkal).5
Spesifik membahas mengenai boba milk tea, jenis pemanis yang umumnya digunakan yaitu HFCS dengan kandungan 55% fruktosa dan 45% glukosa ataupun sukrosa dengan kandungan 50% fruktosa dan 50% glukosa.6
Perlu diketahui bahwa dalam setiap gelas boba milk tea mengandung 38-96 gram gula serta 299-515 kkal energi, berbeda-beda tergantung dari ukuran gelas dan jenis minuman serta topping yang dipilih.7 Cukup besar bukan jumlahnya? Belum lagi apabila ditambahkan dengan topping seperti jeli atau puding, jumlah kalori yang dihasilkan dapat lebih dari 16% dari total asupan energi yang dibutuhkan oleh tubuh.7
Contoh lainnya, dalam satu sajian minuman bersoda (360 ml) mengandung 35-37,5 gram gula dan 140-150 kkal. Jumlah tersebut hampir setara dengan 1 porsi nasi (180 kkal), dimana nasi memberikan manfaat yang lebih baik sebagai sumber energi tubuh.3
Apa saja Contoh Sugar-sweetened Beverages?
Risiko Mengonsumsi Minuman yang Tinggi Gula terhadap Kesehatan Tubuh
Kebanyakan orang tidak menyadari bahwa minuman manis kekinian yang kerap dikonsumsinya ini mengandung tinggi kalori yang sebagian besar bersumber dari gula yang ditambahkan ke dalamnya. Konsumen cenderung lebih mementingkan rasa dan kelezatan yang ditawarkan dari jenis minuman tersebut.
Padahal, mengonsumsi gula secara berlebihan dapat memberikan dampak yang kurang baik bagi tubuh lho. Apa saja ya?
Mengonsumsi minuman manis dalam frekuensi yang sering berhubungan erat dengan penambahan berat badan, obesitas, penyakit jantung, penyakit ginjal, gigi berlubang, sembelit, asam urat, dan terjadinya arthritis atau radang sendi.4
Berdasarkan hasil penelitian, disebutkan bahwa mengonsumsi sebanyak 1 liter SSB setiap harinya selama 6 bulan dapat menyebabkan timbulnya sindroma metabolik dan penyakit hati non-alkohol.7
Selain itu, tingginya fruktosa dalam bentuk high fructose corn syrup (HFSC) atau sukrosa dapat meningkatkan risiko terjadinya resistensi insulin, terbentuknya lemak visceral, serta peningkatan kadar trigliserida dan kolesterol tubuh.7 Resistensi insulin dapat terjadi akibat terlalu banyak mengonsumsi gula, yang mana dapat meningkatkan risiko terjadinya diabetes mellitus tipe 2.8
Selain itu, tingginya asupan gula juga dapat menyebabkan imunitas tubuh menjadi lebih lemah, akibat terjadinya hiperglikemia di dalam tubuh, termasuk juga pada sel darah putih yang berkaitan erat dengan sistem pertahanan tubuh manusia.9
Anjuran Konsumsi Gula yang Sehat
Menurut Peraturan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia Nomor 30 tahun 2013, kebutuhan gula bagi orang Indonesia adalah kurang dari 50 gram/hari atau maksimal setara dengan 4 sendok makan gula.1011
Sedangkan, menurut American Hearts Association, pembatasan kebutuhan gula tambahan bagi laki-laki adalah tidak lebih dari 9 sendok teh atau 36 gram gula (150 kkal), serta bagi perempuan sebanyak 6 sendok teh atau 25 gram gula (100 kkal) setiap harinya.3
Kesimpulan Singkat
Setelah membaca artikel diatas, sekarang jadi lebih paham kan, perlunya membatasi asupan gula yang dapat diperoleh ketika mengonsumsi minuman manis kekinian. Sebagai konsumen, kita harus lebih bijak lagi dalam memilih apa yang akan kita konsumsi, supaya kondisi tubuh kita tetap sehat dan prima.
Tidak apa-apa sesekali mengonsumsi minuman manis kekinian, akan tetapi tetap perlu diperhatikan jumlahnya. Dianjurkan untuk mengonsumsi 1-2 kali saja setiap bulannya.
Sebagai alternatif, ketika memesan minuman kekinian, Anda dapat meminta pilihan gula yang lebih rendah (setengah atau sepertiga gula normal) serta tidak meminta tambahan toping seperti jeli, puding, cheese foam, milk foam, ataupun tapioka boba.7
Jangan lupa juga untuk selalu minum air putih 8 hingga 12 gelas setiap hari untuk memenuhi kebutuhan cairan tubuh.
- Buckle KA, Edwards RA, Fleet GH, Wootton M. Ilmu Pangan Purnomo H, Adiono , editors. Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia (UI-Press); 2013.
- Zaldiansyah T, Martunis , Fahrizal. Organoleptic Characteristics of Coconut Water Syrup using Fructose Sugar as Substitute for Sucrose Sugar. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pertanian Unsyiah. 2018 Mei; 3(2).
- Malik VS, Hu FB. Sugar-Sweetened Beverages and Cardiometabolic Health: An Update of the Evidence. Nutrients. 2019; 11(8).
- CDC. Get the Facts: Sugar-Sweetened Beverages and. [Online].; 2018 [cited 2022 April 16.
- Kemenkes RI. Tabel Komposisi Pangan Indonesia. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI; 2018.
- Veronica MT, Ilmi IMB. Minuman Kekinian di Kalangan Mahasiswa Depok dan Jakarta. Indonesian Journal of Health Development. 2020 September; 2(2).
- Min JE, Green DB, Kim L. Calories and Sugars in Boba Milk Tea: Implications for Obesity Risk in Asian Pacific Islanders. Food Science & Nutrition. 2017; 5(1).
- Prastyan TAA. Bahaya Dibalik Minuman Kekinian Bubble Milk Tea: Studi Kasus Kota Yogyakarta. Science and Engineering National Seminar. 2021; 6(1).
- Kushargina R, Yunieswati W, Rizqiya F. Kebiasaan Konsumsi Minuman Remaja untuk Imunitas Tubuh Youth’s Drink Consumption Habits for the Body Immunity. Jurnal Ilmiah Kesehatan (JIKA). 2021; 3(3).
- Kemenkes RI. Berapa rekomendasi konsumsi gula harian? [Online].; 2018 [cited 2022 April 16.
- Menkes RI. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor 30 tahun 2013 tentang Pencantuman Informasi Kandungan Gula, Garam, dan Lemak serta Pesan Kesehatan untuk Pangan Olahan dan Pangan Siap Saji. 2013.