Waspada Penyakit Diabetes Melitus
Diabetes penyakit yang sering dikaitkan dengan yang manis-manis.
Benarkah itu?
Ira Dwijayanti, S. Gz., M.S.
Perkembangan zaman cenderung memberikan perubahan yang besar pada lingkungan. Belakangan ini online food delivery semakin didewakan keberadaannya.
Hal tersebut tentu dapat meningkatkan perilaku gemar konsumsi makanan instan. Kita ketahui bahwa makanan yang instan-instan lebih sering mengandung tinggi gula, kalori, dan lemak.
Selain itu, tidak jarang gaya hidup modern menekan rutinitas harian yang dapat menimbulkan terjadinya stress dan obesitas. Stress diyakini dapat menganggu keseimbangan dari gula darah dalam tubuh kita.
Kebiasaan-kebiasaan di atas perlu diwaspadai karena dapat menimbulkan berbagai penyakit, termasuk diabetes atau biasa dikenal dengan penyakit gula (kencing manis).1
Apa itu Diabetes?
Diabetes adalah penyakit tidak menular yang termasuk dalam sindrom gangguan metabolisme energi ditandai dengan adanya peningkatan kadar glukosa darah (kondisi hiperglikemia kronis) akibat kekurangan insulin baik absolut maupun relatif.2
Kondisi diawali dengan tidak berjalan dengan baik mekanisme regulasi dan interaksi yang dinamis antara sensivitas jaringan terhadap insulin dan sekresi insulin oleh pankreas serta terjadi kegagalan sekresi insulin melalui disfungsi sel β pankreas dan kegagalan aksi insulin melalui resistensi insulin. Akibatnya, produksi gula di liver mengalami peningkatan yang menyebabkan glukosa darah naik.
Diabetes Melitus juga dikenal sebagai “Mother of Disease” karena merupakan induk atau ibu dari penyakit – penyakit lainnya seperti hipertensi, pembuluh darah, jantung, stroke, gagal ginjal dan kebutaan.
Penyakit diabetes ini biasa diistilahkan oleh orang awam sebagai penyakit kencing manis, karena di dalam urine penderita memang terdapat gula yang rasanya manis.
Apa Penyebab Diabetes?
- Genetik. Sudah diketahui bahwa diabetes merupakan penyakit turunan. Artinya, bila orangtuanya menderita diabetes, anak-anaknya kemungkinan akan menderita juga.
- Obesitas. Kurangnya aktivitas fisik sehari-hari sehingga menurunnya gerak badan menjadi faktor yang berpengaruh timbulnya DM.
- Makanan. Sering konsumsi makanan cepat saji dan tinggi gula, kebiasaan makan yang tidak seimbang dan pola makan yang salah.
- Obat-obatan. Minum obat-obatan yang bisa menaikkan kadar gula darah tidak sesuai resep.
- Stress. Stress berperan sangat besar sebagai pemicu diabetes melitus.
Apa saja Gejala Diabetes?
Gejala diabetes yang sering ditemukan diantaranya:5
- rasa haus yang berlebihan,
- sering kencing terutama malam hari,
- banyak makan serta berat badan yang turun dengan cepat.
Terkadang ada keluhan lain, seperti:
- lemah,
- kesemutan pada jari tangan dan kaki,
- cepat lapar,
- gatal-gatal,
- penglihatan jadi kabur,
- gairah seks menurun,
- luka sukar sembuh
- pada ibu-ibu sering melahirkan bayi diatas 4 kg.
Apa saja Jenis Penyakit Diabetes?
Penyakit diabetes dibedakan menjadi dua tipe yaitu diabetes melitus tipe 1 (DMT1) dan diabetes melitus tipe 2 (DMT2).
Berikut ini perbedaan diabetes melitus tipe 1 dan diabetes melitus tipe 2:32
DM tipe 1:
- Biasanya pada umur muda
- Berat badan penderita kurus
- Pengobatan harus dengan insulin
- Riwayat keluarga diabetes (+) pada 10%
- 30-50% kembar identik terkena
DM tipe 2 :
- Biasanya pada usia >45 tahun
- Berat badan gemuk atau tidak gemuk
- Tidak harus dengan insulin
- Riwayat keluarga (+) pada 30%
- ±100% kembar identik terkena
Apa Pantangan Penderita Diabetes?
Adapun beberapa pantangan penting bagi Anda yang menderita Diabetes Melitus, meliputi:
Pantangan dasar
- Gula berlebihan,
- Jeroan,
- Sea food (makanan laut),
- Makanan berlemak,
- Buah-buahan dengan kalori tinggi seperti durian, nangka, rambutan, dan lengkeng.
Makanan yang boleh dikonsumsi
Yang boleh dikonsumsi seperti makanan dengan kadar gula rendah, sayur, dan buah-buahan.
Apa saja Bahaya Diabetes?
Diabetes melitus apabila tidak tertangani secara benar, maka dapat mengakibatkan berbagai macam komplikasi. Ada dua komplikasi pada DM yaitu komplikasi akut dan komplikasi kronik.
Komplikasi kronik terdiri dari:
- Komplikasi makrovaskuler seperti penyakit jantung koroner, penyakit pembuluh darah otak, dan penyakit pembuluh darah perifer.
- komplikasi mikrovaskuler seperti retinopati, nefropati, dan neuropati.
Bagaimana Cara agar Kadar Gula Darah tetap Normal?
Pengaturan makan dapat menstabilkan kadar glukosa darah dan lipid-lipid dalam batas normal. Hal ini harus diperhatikan oleh semua pihak karena semakin bertambah umur penderita diabetes melitus maka kemampuan untuk melakukan perencanaan makan sehari-hari juga akan semakin menurun. Makanan akan menaikkan glukosa darah, satu sampai dua jam setelah makan, glukosa darah mencapai angka paling tinggi.2
Olahraga merupakan suatu program latihan jasmani dengan tujuan mengurangi resistensi insulin sehingga kerja insulin lebih baik dan mempercepat pengangkutan glukosa masuk ke dalam sel untuk kebutuhan energi. Olahraga secara teratur 3-4 kali seminggu dengan durasi kurang lebih 30 menit dapat menjaga kebugaran dan menurunkan berat badan.
Manfaat olahraga bagi penderita diabetes antara lain menurunkan kadar gula darah, mencegah kegemukan, ikut berperan dalam mengatasi kemungkinan terjadinya komplikasi aterogenik, gangguan lipid darah, peningkatan tekanan darah, hiperkoagulasi darah.
Latihan fisik pada penderita Diabetes Melitus dapat menyebabkan peningkatan pemakaian glukosa darah oleh otot yang aktif sehingga latihan fisik secara langsung dapat menyebabkan penurunan kadar lemak tubuh, mengontrol kadar glukosa darah, memperbaiki sensitivitas insulin, menurunkan stres.
- Prawitasari DS. Diabetes Melitus dan Antioksidan. KELUWIH J Kesehat dan Kedokt. 2019;1(1):48–52.
- Putri N, Isfandiari M. Hubungan Empat Pilar Pengendalian Dm Tipe 2 dengan Rerata Kadar Gula Darah. J Berk Epidemiol. 2013;234–43.
- Lathifah NL. Hubungan Durasi Penyakit dan Kadar Gula Darah Dengan Keluhan Subyektif Penderita Diabetes Melitus. J Berk Epidemiol [Internet]. 2017;5(2):231–9.
- Mardiana T, Ditama EM, Tuslaela T. an Expert System for Detection of Diabetes Mellitus With Forward Chaining Method. J Ris Inform. 2020;2(2):69–76.
- Sari N, Purnama KA. Aktivitas Fisik dan Hubungannya dengan Kejadian Diabetes Melitus. 2019;2(4):368–81.
- Petersmann A, Nauck M, Müller-Wieland D, Kerner W, Müller UA, Landgraf R, et al. Definition, classification and diagnostics of diabetes mellitus. J Lab Med. 2018;42(3):73–9.